Merahputih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajukan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri tunggal.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil berpendapat, penunjukan Listyo Sigit Prabowo seperti pola penunjukan Tito Karnavian saat dijadikan Kapolri.
"Presiden Jokowi mengambil pola sebagaimana saat menunjuk Tito Karnavian menjadi Kapolri," kata Nasir Djamil kepada wartawan di Jakarta, Rabu (13/1).
Baca Juga:
Kedekatan Irjen Listyo Prabowo dengan Jokowi Bermula saat Bertugas sebagai Kapolres Surakarta
Nasir Djamil memberi tafsiran mengenai keputusan Jokowi memilih Listyo Sigit sebagai calon Kapolri. Menurut dia, Jokowi ingin Kapolri tidak berganti selama menjabat sebagai Presiden hingga 2024.
"Itu sebabnya dia memilih Sigit, di samping alasan-alasan sosial-politik lainnya," kata Nasir Djamil.

Bagi Nasir Djamil, melompat-lompatnya penunjukan calon Kapolri dari sisi angkatan menunjukkan tidak ada lagi rivalitas masing-masing angkatan menuju kursi Tribrata 1. Namun dia meminta ada antisipasi ke depannya.
"Jika tidak diantisipasi, justru akan menimbulkan persoalan psikologi dan kesolidan internal kepolisian," sebut dia.
Baca Juga:
Dia memberikan sejumlah pandangan mengenai calon Kapolri tunggal itu. Sigit tidak begitu dikenal sebelum menjadi ajudan Jokowi dan Kapolda Banten. Sosoknya juga cenderung tidak banyak bicara.
Prestasinya, antara lain, penangkapan Djoko Tjandra dan berujung ditangkapnya dua jenderal yang membantu Djoko Tjandra di Divhubinter. (Knu)