Jokowi Minta Uji Klinis Vaksin COVID-19 Dipercepat, Tapi Ditolak

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Selasa, 21 Juli 2020
Jokowi Minta Uji Klinis Vaksin COVID-19 Dipercepat, Tapi Ditolak
Dokumentasi - Botol kecil berlabel stiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik medis, terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada (10/4/2020). ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/pri.

Merahputih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan uji klinis tahap III untuk vaksin kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac Biotech, Tiongkok dipercepat. Namun, hal itu ditolak oleh Tim Uji Klinis Vaksin COVID-19.

"Presiden mengatakan diusahakan vaksin ini cepat ada kalau bisa 3 bulan. Saya sampaikan tidak bisa 3 bulan karena kita harus melakukan dengan hati-hati dan dengan benar," ujar Koordinator Uji Klinis Vaksin COVID-19 Kusnandi Rusmil di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (21/7).

Baca Juga:

Tiongkok Uji Klinis Vaksin COVID-19 Tahap Ketiga di UEA

Ia menjelaskan, untuk uji klinis medis ada tata cara yang sudah diatur oleh WHO. Tidak boleh uji klinis dipercepat karena nanti akhirnya tidak baik. "Malah vaksin ini tidak terpantau efek sampingnya dan manfaatnya," tambah Kusnandi.

Vaksin COVID-19 buatan Sinovac tersebut tiba di Indonesia pada Minggu (19/7). Di Indonesia, BUMN farmasi Bio Farma rencananya akan memproduksi dan mendistribusikan vaksin tersebut bila uji klinis berhasil.

Uji klinis tahap III untuk vaksin kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac Biotech, Tiongkok sendiri ditargetkan selesai pada Januari 2021.

"Tadi kita sudah ketemu Pak Presiden, beliau sangat mendukung uji klinis vaksin ini dan sangat membantu apapun kebutuhannya sehingga kami sangat optimis. Kami rencanakan uji klinis ini selesai bulan Januari," beber dia.

Dosen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran itu menegaskan akan ada 1.620 orang relawan yang akan ikut uji klinis tahap ketiga tersebut.

"Selanjutnya akan dilakukan tindakan-tindakan penyuntikan yang akan dilakukan oleh departemen kesehatan. Saya harus melakukan pengujian vaksin betul-betul efektif dan aman dan dalam perhitungan statistik saya akan mengumpulkan kurang lebih 1.620 orang," tambah Kusnandi.

Ilustrasi - Peneliti berupaya menciptakan vaksin virus corona. ANTARA/Shutterstock/am.
Caption

Menurut dia, 1.620 orang itu berusia 18-59 tahun dan harus sehat.

"Orang itu pasti diperiksa dulu dengan teliti, diperiksa darahnya, diperiksa jantungnya, diperiksa paru-parunya, kalau sudah sehat baru bisa ikut penelitian ini. Harapan saya semuanya baik dan penelitian ini akan selesai pada bulan Januari," ungkap Kusnandi

Mereka yang berminat untuk ikut akan direkrut secara sukarela. "Siapa saja yang mau bisa, kami punya kantong-kantong penelitian, akan kami beri brosur siapa yang ingin ikut penelitian kami silakan mendaftar, itu sukarela," tambah Kusnandi yang sudah meneliti vaksin sejak lebih dari 20 tahun dan telah mengerjakan 32 kali uji klinis vaksin di Indonesia itu.

Baca Juga:

Vaksin COVID-19 Buatan Indonesia Diproduksi Massal 2021

Uji klinis tahap III vaksin COVID-19 dari Sinovac, seperti dilansir Antara, juga dikerjakan bersama-sama dengan negara lain seperti India, Bangladesh, negara-negara Afrika dan Amerika Latin.

"Uji klinis I dan II dilakukan di Tiongkok dengan hasil yang baik, sekarang uji klinis ketiga dilakukan di beberapa negara dengan harapan hasilnya baik sehingga vaksin ini bisa dipergunakan," ungkap Kusnandi. (*)

#COVID-19 #Kasus Covid #Kalung Covid #Test Covid 19 #Anggaran COVID #Vaksin Covid-19
Bagikan
Bagikan