MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Pertemuan Pleno konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN ke-40 di Phnom Penh, Kamboja, Jumat (11/11).
Konferensi Tingkat Tinggi yang diselenggarakan oleh para anggota ASEAN atau disebut juga dengan ASEAN Summit tersebut secara rutin digelar setiap tahunnya di negara-negara anggota ASEAN. KTT ASEAN sendiri merupakan pertemuan puncak antara pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN.
Baca Juga:
Jokowi menggarisbawahi pentingnya upaya maksimal negara ASEAN untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN. Sementara itu, ASEAN saat ini juga tengah menghadapi dua tantangan yang sangat berat yaitu menavigasi rivalitas kekuatan besar yang semakin tajam dan bagaimana memastikan ASEAN tetap relevan dan patuh terhadap piagam ASEAN, serta menyelesaikan krisis di Myanmar.
"Semua tantangan ini hanya dapat dihadapi bila ASEAN bersatu dan kuat, Pertanyaannya, apakah kita masing-masing sudah berupaya maksimal mungkin untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN? Saya tidak ingin kesatuan dan sentralitas ASEAN hanya jadi mantra kosong," tegas Jokowi.
Jokowi juga menegaskan agar para pemimpin ASEAN harus memaknainya secara konkret, karena kredibilitas dan relevansi ASEAN bergantung pada kesatuan dan sentralitas ASEAN.
Terdapat tiga poin penting yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sesi pleno tersebut yakni mendorong agar Piagam ASEAN dijalankan seutuhnya, mendorong penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN, dan penguatan peran ASEAN dalam mewujudkan kawasan yang tangguh.
Baca Juga:
Jokowi pun mengajak agar pemimpin ASEAN untuk membuktikan kepada rakyat ASEAN dan dunia, bahwa ASEAN matters dan relevan.
"Tetap menjadi jangkar stabilitas kawasan dan tetap menjadi pusat pertumbuhan kawasan dan dunia. ASEAN matters, epicentrum of growth," pungkasnya
Sejalan dengan hal tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa isu terkait pangan, energi, kesehatan, dan keuangan menjadi isu prioritas yang dibahas dalam Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN melalui payung ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF).
Ke depan, kerangka tersebut akan diperluas cakupannya sehingga tetap relevan dalam menghadapi tantangan global. Indonesia akan mengusung inisiatif terkait ketahanan pangan, energi maupun stabilitas keuangan menjadi bagian dari prioritas ekonomi dalam Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023. (Asp)
Baca Juga:
Sesi Retreat KTT ke-40 dan ke-41 ASEAN Bahas Kondisi Myanmar