Jokowi Diminta Jelaskan Secara Rinci Perkembangan Baru di Papua

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 30 Agustus 2019
Jokowi Diminta Jelaskan Secara Rinci Perkembangan Baru di Papua
Gedung Pos dan Gedung Telkomsel terbakar di Jayapura, Papua, Kamis (29/8/2019). ANTARA/Hendrina Dian Kadapi/aa

Merahputih.com - Presiden Joko Widodo diminta menjelaskan secara rinci soal rencana-rencana dan tindakan-tindakan ke depan yang sudah dan akan diambil dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat terkait kerusuhan yang terjadi di Papua.

"Perkembangan terbaru di Papua memerlukan langkah-langkah yang luar biasa dari Presiden, tidak bisa Presiden hanya mengeluarkan himbauan-himbauan yang datar dalam situasi seperti sekarang," kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Jakarta, Jumat (30/8).

Baca Juga

Aksi Rusuh Kembali Terjadi di Papua, 6 Petugas Keamanan Terluka

Jokowi dinilai menyampaikan pesan yang sampai ke hati masyarakat khususnya masyarakat Papua yang menganggap bahwa ada yang tidak beres dalam melihat Papua.

Karena itu, Presiden juga harus mewakili seluruh bangsa Indonesia dan menjelaskan secara gamblang rencana-rencana dan tindakan-tindakan ke depan yang sudah dan akan diambil dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat.

"Sambil tentunya mendengar apa yang sekarang dalam jangka pendek dituntut masyarakat dan lalu kemudian kita mencoba membangun pengertian jangka panjang tentang keadaan kita," ujarnya.

Asap membubung ke langit dari sejumlah bangunan yang terbakar saat berlangsungnya aksi unjuk rasa di Jayapura, Papua, Kamis (29/8/2019). ANTARA FOTO/Indrayadi TH/wpa/wsj.

Fahri menilai Presiden terlalu datar membuat pernyataan, sementara orang sudah bertindak jauh termasuk adanya pihak-pihak yang mencoba menginternasionalisasi persoalan ini dan jangan sampai kita menyesal karena terlambat.

Karena itu dia meminta Presiden perlu mengambil langkah-langkah yang luar biasa karena persoalan ini bukan persoalan kecil.

"Kalau dianggap kecil, itu salah. Persoalan ini ada akar terdalamnya ya, dan akar terdalamnya itu ada dalam hati yang tidak mudah kita baca dengan kasat mata," jelasnya.

Dia menilai ini adalah tugas berat pemimpin Indonesia, karena memiliki luas wilayah dan disparitas, baik fisik maupun non-fisik yang tidak kecil.

Baca Juga

Kemenkominfo Perpanjang Pembatasan Internet di Papua

Fahri menegaskan bahwa jarak antara Jakarta dan Papua itu tidak mengandung jarak fisik, tetapi juga mengandung jarak-jarak lain, termasuk jarak psikologis yang semuanya harus dijembatani dengan rencana-rencana yang luar biasa.

"Sekali lagi, pihak yang bermain di kasus Papua selalu banyak, terutama pihak internasional yang selalu ingin agar kedamaian dan stabilitas di Papua itu tidak pernah selesai," ujarnya. (*)

#Papua #Fahri Hamzah #Demo Rusuh
Bagikan
Bagikan