TREN selama beberapa tahun terakhir di Indonesia ialah banyak karyawan yang mencari pekerjaan baru setelah Lebaran. Banyak juga perusahaan yang membuka lowongan pada masa ini. Perusahaan memang tidak bisa melarang karyawan untuk pindah dan mencari tantangan baru.
Namun, perusahaan tetap bisa mempersiapkan strategi untuk mencari karyawan baru, dan pada waktu yang bersamaan berusaha mempertahankan karyawan lama. Apa yang harus dilakukan perusahaan untuk menarik karyawan baru dan mempertahankan karyawan lama agar tidak resign? Berikut tipsnya dari Jobstreet.
Baca Juga:
Jarang Disadari, Kesalahan Ini Sering Dilakukan Karyawan di Kantor
1. Mempersiapkan gaji dan kompensasi kompetitif

Gaji dan kompensasi merupakan hal penting yang dipertimbangkan karyawan saat bekerja di sebuah perusahaan. Menurut data JobStreet, gaji menjadi salah satu dari tiga prioritas utama karyawan. Untuk menarik karyawan baru dan mempertahankan karyawan lama, perusahaan harus bisa menawarkan gaji yang kompetitif.
Perusahaan juga perlu mengetahui tren gaji di setiap level dan spesialisasi pekerjaan agar bisa menentukan gaji yang kompetitif dan mengatur anggaran SDM. Karena itu, JobStreet beberapa waktu lalu menerbitkan laporan terbarunya, Laporan Gaji JobStreet 2022. Laporan ini bisa menjadi panduan untuk perusahaan yang sedang berada pada masa transisi dan tengah mempersiapkan karyawan untuk kembali bekerja dari kantor serta mencari karyawan baru.
Laporan Gaji JobStreet 2022 adalah panduan gaji informatif tentang pasar ketenagakerjaan di Indonesia yang dikompilasi dari data terkini JobStreet Indonesia, menganalisa, dan membandingkan gaji tenaga kerja di antara 2020 dan 2021.
2. Rencanakan program Employee Engagement

Selama masa pandemi, hubungan antar karyawan menjadi salah satu hal yang paling penting di perusahaan. Data JobStreet membuktikan bahwa sekarang ini dua prioritas karyawan saat bekerja adalah hubungan baik dengan rekan kerja dan dengan atasan. Di sini lah employee engagement menjadi sangat penting.
Program employee engagement dapat menghasilkan komunikasi yang transparan dalam organisasi. Tak hanya itu, program ini juga dapat mengantisipasi munculnya change fatigue pada karyawan, adanya pemahaman tentang peran dan tanggung jawab setiap karyawan, serta kejelasan arah dan tujuan dari organisasi.
Baca Juga:
Employee engagement juga menciptakan budaya kerja yang kolaboratif untuk rekan satu tim, atasan, dan rekan antar divisi agar seluruh pihak terlibat aktif dalam mencapai tujuan perubahan.
3. Menetapkan kebijakan dan pedoman kerja yang jelas

Berdasarkan data JobStreet karyawan memilih untuk bekerja secara kombinasi antara di kantor dan di rumah. Maka dari itu, perusahaan harus bisa menetapkan kebijakan dan pedoman kerja yang jelas. Selain itu, perusahaan mungkin harus terbuka untuk membolehkan karyawan untuk bebas bekerja secara hybrid.
Perusahaan juga perlu menentukan jam kerja yang fleksibel untuk karyawan karena data JobStreet membuktikan bahwa selama masa pandemi, karyawan merasa jam kerja mereka telah meningkat. Perusahaan pun tetap harus mempersiapkan kondisi kantor untuk bisa menerima karyawan yang ingin WFO, termasuk protokol kesehatan dan perlengkapan kerja di kantor.
"Kami mengajak perusahaan untuk mengunjungi website kami dan temukan data-data yang dibutuhkan dalam memaksimalkan performa pekerjaan karyawan," ungkap Sawitri Hertoto, Country Marketing Manager JobStreet Indonesia. (ikh)
Baca Juga: