JK Mulai Beda Sikap dengan TKN Jokowi-Ma'ruf, Satu Ada yang Condong ke BPN

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Rabu, 16 Januari 2019
JK Mulai Beda Sikap dengan TKN Jokowi-Ma'ruf, Satu Ada yang Condong ke BPN
Presiden Jokowi menghadiri deklarasi dukungan dari para alumni UI. (Foto: merahputih.com/Asropih)

MerahPutih.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tampaknya tidak selalu sejalan dengan sikap Tim Sukses Pasangan Nomor Urut 01 Capres Joko Widodo dan Cawapres Ma'ruf Amin, meskipun dirinya menjabat posisi sebagai Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.

Terakhir, JK mengkritik alumni perguruan tinggi negeri yang mengatasnamakan universitas mereka dalam memberikan dukungan politik kepada pasangan capres-cawapres tertentu.

Meski mengakui hak konstitusi setiap individu, Wapres meminta agar seluruh alumni PTN menjaga independensi politik almamater supaya tidak berdampak buruk pada kegiatan akademis di kampus tempat mereka pernah menimba ilmu.

wapres JK
Wapres JK. (Facebook/Jusuf Kalla)

"Apabila (dukungan politik) terlalu jauh, pasti alumni itu terbelah. Jadi kita harus bicara hal yang tentu independen, normatif; tapi tidak berbicara tentang hal yang bisa memecah. Bahwa ada gerakan di bawah, itu wajar saja," kata JK, saat membuka Seminar dan Dialog Perhimpunan Organisasi Alumni Nasional Perguruan Tinggi negeri (HIMPUNI) di Jakarta, Senin (14/1).

"Kemarin, UI dan kampus lain bikin pertemuan mendukung calon nomor satu. Sebelumnya ada yang dukung nomor dua. Walaupun saya sudah pernah katakan, dari sisi politik, alumni itu tidak boleh satu tingkat di atas arisan," kritik RI 2 itu lagi.

Padahal, 2 hari sebelumnya kelompok alumni dari Universitas Indonesia (UI) mendeklarasikan dukungan untuk pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta.

Bahkan, sejumlah alumni kampus negeri dan swasta lainnya turut serta dalam acara deklarasi itu dengan membawa nama almater mereka masing-masing, antara lain ITB, IPB dan Unpar.

Pekan lalu, JK malah mengkritik pelaksanaan kampanye Pilpres 2019 dalam tiga bulan terakhir belum efektif digunakan pasangan calon untuk menyampaikan visi, misi dan program kerja.

Pasangan capres-cawapres di Pilpres 2019
Pasangan Joko Widodo-Maaruf Amin (kiri) dan Prabowo Subianto- Sandiaga Uno. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Menurut JK, tidak ada satu pasangan calon pun yang sejak awal melakukan sosialisasi dan kampanye terkait visi, misi dan program kerja, sehingga bahan kampanye kedua pasangan calon sejak September 2018 hanya saling membalas hal yang tidak substantif.

"Visi misi itu mestinya sejak awal disampaikan supaya orang debatnya pada visi-misi itu. Karena tidak ada bahan yang bisa dikritik, maka yang dikritik akhirnya perilaku, apalah itu, kejadian sehari-hari," kata JK, di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (8/1).

Dalam kesempatan itu, JK juga lebih setuju visi misi harus dipaparkan langsung capres dan cawapres seperti yang diinginkan keinginan kubu BPN Prabowo-Sandiaga. Sebaliknya, Koalisi Jokowi-Ma'ruf ingin pemaparan visi dan misi cukup dilakukan tim sukses saja sebagaimana disampaikan Wakil Ketua TKN, Abdul Kadir Karding.

"Visi, misikan punyanya calon A, (calon) B, tidak pernah ada mengatakan visi dan misi dari tim sukses. Ya mestinya (disampaikan sendiri), karena itu nanti dia harus pertanggungjawabkan," kata JK.

Prabowo Pidato
Prabowo Subianto didampingi Sandiaga Uno menyampaikan pidato kebangsaan bertajuk 'Indonesia Menang' di Jakarta (MP/Ponco Sulaksono)

Tak hanya itu, JK juga sempat menyayangkan KPU yang membocorkan kisi-kisi pertanyaan debat Pilpres 2019 ke kedua timses pasangan, padahal kubu Jokowi mengapresiasi keputusan KPU itu.

Wapres menilai bocoran kisi-kisi itu membuat jalannya debat nanti tidak murni lagi karena tim sudah bisa mempersiapkan perkiraan jawaban, bukan si kandidat sendiri. "Jadi kurang pas itu karena (jawabannya) dirapatkan oleh tim, yang pantas jadi capres, tim itu dong," kritik dia.

"Ya mestinya kalau ingin menilai kemampuan secara pribadi jangan dibuka," tandas JK, berkaca kepada pengalamannya mengikuti debat pilpres selama tiga kali. (*)

#Pilpres 2019
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Bagikan