DUNIA mencatat ketika perusahana startup asal Jerman, BioNTech mengumumkan terobosannya dalam pengembangan vaksin jenis baru. AS, Inggris, dan Jerman pun mengumumkan rencana untuk memulai vaksinasi pada 12 Desember 2020 untuk melawan COVID-19.
Melansir The Guardian, vaksin BioNTech telah terbukti 95 persen efektif dalam memberikan perlindungan bagi mereka yang terinfeksi COVID-19.
Perusahaan ini menjadi yang pertama mengajukan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 di AS dan segera mengambil langkah di Eropa.
Sementara itu, perusahaan bioteknologi Moderna pekan lalu merilis data awal untuk vaksinnya yang menunjukkan efektivitas 94,5 persen. Keduanya dikembangkan dengan teknologi messenger RNA (mRNA) baru, telah meningkatkan harapan meredakan pandemi yang telah menewaskan jutaan orang.
Kepala program vaksinasi AS, Dr. Moncef Slaoui mengatakan jika berhasil dilakukan, maka vaksinasi awal dapat menjadi titik balik yang menentukan dalam pertempuran melawan COVID-19.
Baca juga:

“Rencana kami adalah dapat mengirimkan vaksin ke lokasi imunisasi dalam waktu 24 jam sejak persetujuan. Jadi saya perkirakan pada hari kedua setelah persetujuan pada 11 atau 12 Desember,” katanya mengutip The Guardian.
Bekerjasama dengan raksasa farmasi AS Pfizer, kesuksesan BioNTech menambah serapan cepat vaksinasi yang meluas di Eropa dan AS. Lebih luas lagi, banyak perusahaan lain sedang memajukan batas depan vaksin berbasis RNA generasi berikutnya.
Di antaranya adalah CureVac, sebuah perusahaan yang berbasis di Jerman ini telah menemukan pemrograman cepat baru untuk RNA yang menjanjikan.
Telegraph juga mengatakan Layanan Kesehatan Nasional Inggris siap mengatur penggunaannya sebelum 1 Desember. Inggris secara resmi meminta regulator medisnya, MHRA, untuk menilai kesesuaian vaksin Pfizer-BioNTech.
Departemen Kesehatan Inggris sendiri tidak berkomentar tentang kapan vaksinasi pertama akan diberikan.
Baca juga:
Ini Perbandingan Vaksin COVID-19 dari Moderna dan Pfizer-BioNTech

Inggris juga telah memesan 40 juta dosis dan berharap akan memiliki dosis 10 juta. Jerman juga dapat mulai memakai vaksin paling cepat bulan depan, kata Menteri Kesehatan Jens Spahn, Minggu (29/11). Ia mengatakan Spanyol dan Jerman adalah negara Uni Eropa pertama yang memiliki rencana vaksinasi lengkap.
Sementara itu, hampir dua miliar dosis vaksin COVID-19 akan dikirim dan diterbangkan ke negara-negara berkembang tahun depan, kata UNICEF.
Pihak UNICEF sendiri bekerja dengan lebih dari 350 maskapai penerbangan dan perusahaan pengangkutan untuk mengirimkan vaksin atau satu miliar jarum suntik ke negara-negara yang kesulitan ekonomi, seperti Burundi, Afghanistan, dan Yaman. (and)
Baca juga:
Obat ARV Tersendat, ODHA Berhadap Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sukses