Jepang Akan Tampung Warga Ukraina Sebagai Pengungsi

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Kamis, 03 Maret 2022
Jepang Akan Tampung Warga Ukraina Sebagai Pengungsi
Seorang warga sipil berlatih melempar bom molotov untuk mempertahankan kota ketika invasi Rusia ke Ukraina terus berlanjut, di Zhytomyr, Ukraina, 1 Maret 2022. (ANTARA/Reuters/Viacheslav Ratynskyi/as)

MerahPutih.com - Setelah bergabung dengan negara-negara Barat dalam menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia atas serangan pada Ukraina, Jepan akan membantu penduduk Ukraina.

Pemerintah Jepang siap untuk menampung warga Ukraina yang melarikan diri dari serangan Rusia. Janji itu diungkapkan saat percakapan telepon dengan Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki.

Baca Juga:

Puluhan Mantan Pasukan Bela Diri Jepang Daftarkan Diri untuk Berperang Bela Ukraina

Perserikatan Bangsa-Bangsa sudah memperkirakan bahwa hampir 700.000 orang sudah melarikan diri dari Ukraina ke negara-negara tetangga sejak serangan dimulai hampir sepekan lalu.

Badan Pengungsi PBB menyebut serangan itu sebagai krisis pengungsi terbesar di Eropa abad ini. Sekitar setengah dari para pengungsi itu saat ini berada di Polandia.

"Untuk melanjutkan solidaritas dengan rakyat Ukraina, kami akan melanjutkan untuk menerima mereka yang mencari perlindungan di negara ketiga," Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Rabu (2/3).

Dia menambahkan bahwa fokus awal adalah kepada orang-orang dengan kerabat atau teman di Jepang.

"Untuk mendukung Ukraina dengan kuat, kami akan memperkuat koordinasi dengan G7 (Kelompok Tujuh negara-negara industri utama) dan masyarakat internasional,” katanya kepada awak media.

Kishida meminta Morawiecki untuk membantu warga Jepang yang terjebak di Ukraina untuk memasuki Polandia dengan cepat melalui jalur darat dan PM Polandia sudah berjanji untuk memberikan dukungan maksimal.

Kishida juga berbicara via telepon pada Rabu (2/3) dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan mengatakan bahwa kedua negara akan bekerja sama menangani krisis itu.

Warga sipil di Kota Kharkiv, Ukraina memanfaatkan ruang bawah tanah sebagai tempat perlindungan pada Senin (28/2/2022). Jaringan listrik mati, serta koneksi internet tidak stabil, dan fasilitas sekolah ditutup. (ANTARA/HO-Volodymyr Yuriyovych Yurchenko)
Warga sipil di Kota Kharkiv, Ukraina memanfaatkan ruang bawah tanah sebagai tempat perlindungan pada Senin (28/2/2022). Jaringan listrik mati, serta koneksi internet tidak stabil, dan fasilitas sekolah ditutup. (ANTARA/HO-Volodymyr Yuriyovych Yurchenko)

Sementara itu, Menlu Ukraina Dmytro Kuleba melakukan pembicarakan situasi terkini di Ukraina dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

Kepada Wang, Kuleba mengatakan, mengakhiri peperangan dengan Rusia menjadi prioritas utama Ukraina, media-media China melaporkan pada Rabu.

Kuleba mengatakan, Ukraina masih membuka negosiasi untuk mengatasi situasi terkini dan terus menjalin komunikasi yang positif dengan pihak Rusia meskipun menemui berbagai kesulitan.

"Tugas utaman saat ini adalah menjamin keselamatan warga negara asing di Ukraina. Ukraina akan tetap menjamin keamanan evakuasi warga negara asing dengan penuh tanggung jawab," kata Kuleba. (*)

Baca Juga:

Pemain Profesional CSGO Sumbang Rp473 Juta untuk Tentara Ukraina

#Ukraina #Konflik Ukraina #Rusia #Jepang
Bagikan
Bagikan