Jenuh Jadi Pengusaha, Sugianto Kusuma Habiskan Waktu Untuk Misi Kemanusiaan

Selvi PurwantiSelvi Purwanti - Rabu, 30 November 2016
Jenuh Jadi Pengusaha, Sugianto Kusuma Habiskan Waktu Untuk Misi Kemanusiaan
Sugianto Kusuma bergabung di Yayasan Tzu Chi, kini waktunya justru di curahkan untuk misi kemanusiaan. (Foto: MerahPutih/Muchammad Yani).

MerahPutih Nasional - Sebagai pengusaha, hari-hari Sugianto Kusuma awalnya banyak dihabiskan di kantor. Namun sejak bergabung di Yayasan Tzu Chi, waktunya justru dicurahkan untuk misi kemanusiaan.

"Bersama relawan, saya bisa lebih banyak berbuat baik kepada orang yang memang membutuhkan pertolongan," ujar pria yang disapa Aguan saat ditemui di kantor Yayasan Budha Tzu Chi, Gedung ITC Mangga Dua, Jakarta Utara, Rabu (30/11).

"Tidak semua orang siap dengan konsekuensi ketika harus turun langsung untuk memberikan sedikit kemampuannya membantu orang lain," sambung Bos Agung Sedayu Group ini.

Sugianto merupakan satu dari ribuan relawan Tzu Chi yang juga sebagai pengusaha properti ternama di Indonesia. Aktivitasnya di dunia sosial sejak tahun 2002, telah banyak membawa kebaikan bagi dirinya dan orang lain.

Baginya aktif sebagai relawan jauh lebih bernilai dan menyenangkan, ketimbang harus selalu dipusingkan dengan urusan bisnis.

"Disini saya nggak pusing memikirikan perusahaan, disini juga saya jauh lebih tenang, sebab melalui kegiatan ini dapat berbuat banyak untuk mensucikan hati manusia," jelas Aguan.

Dia teringat bagaimana awalnya tertarik menjadi relawan di Yayasan Budha Tzu Chi. Tahun 2002, dimana Jakarta tengah mengalami bencana besar, hampir seluruh wilayah Jakarta terendam banjir.

"Bagaimana banjir membuat warga Jakarta menjadi susah. Rumah, sekolah, rumah sakit rusak, dan segala fasilitas masyarakat lainnya ikut rusak. Tidak hanya materi, banjir juga menelan korban jiwa," urainya.

Sebelum terjun, pria yang menjabat sebagai wakil ketua yayasan Budha Tzu Chi ini mencoba menemui Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi di Taiwan. Dia meminta nasehat bagaimana memperbaiki Jakarta yang sudah luluh lantah akibat banjir.

Dari Master Cheng Yen itu Aguan dapat petunjuk. Salah satunya melalui konsep 5P yakni pemompaan, pembersihan, penyemprotan, pengobatan dan perumahan. Dan langkah pertama yang ditempuh Sugianto Kusuma adalah membangun rumah susun, saat itu pertama kali di Cengkareng sebanyak 1100 unit.

"Mereka hanya membayar uang kebersihan sebesar Rp 90.000, setelah itu warga hanya tinggal merawat dan memelihara saja, dan tentunya tidak boleh dijual,” kata Aguan.

Selesai pembangunan di Cengkareng, kembali dilakukan pembangunan tahap dua di perkampungan nelayan Angke pada tahun 2006 sebanyak 600 rumah, yang menelan biaya sekitar Rp 80 miliar.

Tidak hanya itu. Bantuan lain seperti kesehatan, operasi katarak, pemberian beras 50 ribu ton untuk 2,4 juta kepala keluarga seluruh Indonesia pada tahun 2004 pun diberikan. Sugianto juga membangun sekolah-sekolah dengan biaya murah, rumah sakit dengan biaya murah yang berada di bawah naungan Budha Tzu Chi. (Yni)

BACA JUGA:

  1. Bukaka Group Buka Peluang Kerjasama dengan Pengusaha Muda
  2. Jokowi Serahkan Barang Berharga Pemberian Pengusaha Rusia ke KPK
  3. Karya Pelukis ‘Sanggar Pandawa Lima’ Jadi Koleksi Pengusaha James Riady
  4. Siti Chotimah, Mantan Buruh Pabrik Sepatu yang Jadi Pengusaha Sepatu
  5. Menko Maritim Ingatkan Nelayan dan Pengusaha Tidak Lupa Bayar Pajak
#Kemanusiaan #Pengusaha Sukses #Sugianto Kusuma
Bagikan
Ditulis Oleh

Selvi Purwanti

Simple, funny and passionate. Almost unreal
Bagikan