Jembatan Kaca Seruni Point, Ikon Baru Wisata Bromo Jembatan Kaca Seruni Point yang akan diresmikan pada bulan Oktober 2023. (Humas Pemprov Jatim)

JEMBATAN Kaca Seruni Point, yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo, Probolinggo, bakal menjadi tempat wisata baru.

Jembatan yang membentang sepanjang 120 meter dan lebar 1,8 meter, serta tinggi 80-100 meter tersebut, bakal memanjakan wisatawan untuk menikmati keindahan alam Gunung Bromo.

Baca Juga:

Canggu dan Ubud, Spot Terbaik Bali untuk WFA

jembatan
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menjajal Jembatan Kaca Seruni Point. (Humas Pemprov Jatim)

Saat ini, jembatan itu hanya tinggal menunggu proses finishing, tepatnya di kaki pondasi di kedua ujung jembatan. Ini yang membuat belum dapat dinikmati oleh wisatawan secara terbuka. Bahkan tampak beragam spot foto sudah disiapkan guna memanjakan wisatawan di jembatan itu nantinya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan rasa bangganya atas rampungnya Jembatan Kaca tersebut yang merupakan karya anak bangsa.

"Jembatan Kaca ini merupakan karya putra putri anak bangsa yang dikomandani oleh Kementrian PUPR yang bisa tetap mempertahankan keindahan Gunung Bromo sekaligus tetap bisa mempertahankan daya dukung alam dan daya dukung lingkungan," pujinya.

Khofifah berharap, dengan adanya Jembatan Kaca di TNBTS ini akan memberikan referensi sekaligus replikasi adanya Jembatan Kaca baru lainnya agar bisa dibangun di banyak titik di Jatim. Seperti salah satunya di kawasan Tumpak Sewu yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Malang dengan air terjun yang sangat eksotik.

Khofifah optimistis, dengan beroperasinya Jembatan Kaca ini nantinya (diperkirakan Oktober 2023 rampung) akan memberikan daya tarik wisatawan untuk lebih lama tinggal dan berwisata di TNBTS.

"Kami berharap masyarakat bisa menginap dua malam ketika berwisata di Bromo. Selain sunrise, wisatawan juga bisa menikmati Jembatan Kaca di seruni poin," ungkapnya.

Gubernur Khofifah juga mengatakan, Jembatan Kaca Seruni Point kuat menampung 100 orang sekaligus. Jembatan ini menghubungkan antara Kawasan wisata Seruni Point dengan shuttle area pemandangan Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru.

Baca Juga:

Hadirkan Vila di Atas Laut, Pulau Leebong Kian Mirip Maladewa

jembatan
Jembatan ini membentang sepanjang 120 meter. (Humas Pemprov Jatim)

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga menceritakan, Jembatan Kaca ini berawal dari presentasi salah satu Dirjen dari Kementrian PUPR pada saat sertijab Bupati Malang tahun 2020 yang disiapkan adalah Jembatan Kaca TNBTS dari Kabupaten Malang. Kemudian, disampaikan juga kalau bisa juga ada Jembatan Kaca dari Tengger karena rata-rata wisatawan itu mengambil destinasi melalui Jalur Probolinggo.

"Allhamdulillah Jembatan Kaca ini disetujui kemudian saya mengkoordinasikan dengan Pak Menteri dan mengkoordinasikan dengan bupati. Bersyukur dari PUPR bukan hanya mengerjakan jembatan kaca namun yang fenomenal dikerjakan oleh putra-putri bangsa yang ingin menunjukkan hasil karyanya," ungkapnya.

Sebagai informasi, Jembatan ini tergolong sebagai jembatan gantung pejalan kaki (suspended cable) yang memiliki sistem struktur lantai atau deck jembatan gantung berupa kaca pengaman berlapis atau laminated glass yang terdiri dari dua lembar kaca atau lebih.

Struktur jembatan ini dilengkapi double protection steel berupa baja galvanis yang dilapisi cat epoxy agar lebih tahan terhadap karat. Jembatan kaca ini menghadirkan wisata pemandangan alam dengan panduan atraksi adrenalin.

Pada kesempatan yang sama, sesepuh Masyarakat Tengger Kab. Probolinggo Supoyo mengungkapkan, keberadaan Jembatan Kaca Seruni Point ini akan memberikan dampak secara ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

Nantinya, jika jembatan kaca seruni point sudah beroperasi diyakini akan meningkatkan kunjungan wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara. Diprediksi jika nanti beroperasi sekitar 2.000 wisatawan akan memadati Bromo khususnya akses ke seruni point. (Budi Lentera/ Jatim)

Baca Juga:

Kemenparekraf Gandeng Pihak Swasta untuk Kembangkan 14 Desa Wisata

Tag
LAINNYA DARI MERAH PUTIH
100 Tahun Bosscha, Status Cagar Budaya akan Diperluas
Travel
100 Tahun Bosscha, Status Cagar Budaya akan Diperluas

Menjadi bagian dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung.

Nuansa Jawa Klasik di Resepsi Pernikahan Ketua MK dan Adik Jokowi
Tradisi
Nuansa Jawa Klasik di Resepsi Pernikahan Ketua MK dan Adik Jokowi

Konsep pernikahan Jawa klasik sengaja dipilih untuk pernikahan ini.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Raja Rakyat
Tradisi
Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Raja Rakyat

Meskipun dirinya berpendidikan barat, namun tetap sebagai orang Jawa.

Usaha Republik Semasa Revolusi Mempersiapkan Kontingen Olimpiade XIV London 1948
Indonesiaku
Usaha Republik Semasa Revolusi Mempersiapkan Kontingen Olimpiade XIV London 1948

Pengiriman para atlet pada Olimpiade tersebut bukan semata urusan olahraga.

Memburu Mi Enak di Bandung
Kuliner
Tempat Minum Miras Zaman Ali Sadikin
Tradisi
Tempat Minum Miras Zaman Ali Sadikin

Tempat hiburan malam untuk minum minuman keras kerap menuai pro-kontra sejak lama

Ragam Menu Rijsttafel, Sajian Lengkap Tiga Budaya
Tradisi
Ragam Menu Rijsttafel, Sajian Lengkap Tiga Budaya

Dari rijsttafel inilah orang Indonesia mengenal berbagai jenis makanan baru seperti semur, sup, zwartzuur, sampai perkedel.

Perayaan Hadirnya Kehidupan Baru dalam Tradisi Mamoholi
Tradisi
Perayaan Hadirnya Kehidupan Baru dalam Tradisi Mamoholi

Masyarakat adat Toba melakukan penyambutan kelahiran bayi dalam tradisi mamoholi.

Mengenal Prosesi Siraman dan Maknanya dalam Adat Jawa
Tradisi
Mengenal Prosesi Siraman dan Maknanya dalam Adat Jawa

Presiden Joko Widodo saat melakukan proses siraman pada Kaesang Pangarep.

5 Kerajinan Tangan Khas Bali yang dapat Dijadikan Buah Tangan
Travel
5 Kerajinan Tangan Khas Bali yang dapat Dijadikan Buah Tangan

Rasanya tak afdol kalau menikmati angin segar di Bali tanpa beli oleh-oleh manis nan cantik.