MerahPutih.com - Ribuan jemaah haji mulai terbang ke Arab Saudi, termasuk jemaah dari Pulau Bali. Pada tahun ini jamaah calon haji dari Bali seluruhnya berjumlah 698 orang, dimana mereka akan terbagi dalam dua kloter untuk diberangkatkan pada 9 Juni 2023. Pada tahun ini Kemenag secara khusus memprioritaskan lansia.
Jemaah calon haji dari Provinsi Bali memiliki usia beragam. Termuda berusia 19 tahun dan tertua 103 tahun. Jemaah termuda bernama Aprizal Yafi Burdah yang berasal dari Denpasar mengaku ikut pada tahun ini untuk menggantikan ayahnya yang telah meninggal dunia, sehingga ia berangkat mendampingi sang ibu.
Baca Juga:
Musim Haji, Kunjungan Masjid Zayed Solo Tembus 30.000 Orang Per Hari
Saat pelepasan jemaah calon haji Bali, Aprizal bercerita, dengan usianya yang sangat muda ia merasakan beberapa kendala, seperti sulit bersosialisasi dengan calon haji yang berusia jauh di atasnya.
“Bagi saya pribadi, kendala dalam pelatihan manasik. Kendalanya saat bersosialisasi karena banyaknya teman lansia di sini, tapi Insya Allah siap,” kata mahasiswa Universitas Udayana itu.
Aprizal mengatakan, mulanya ayah dan ibunya mendaftar haji pada tahun 2012 dimana saat itu ia baru menginjak usia 8 tahun, kemudian dia baru tahu bahwa orang tuanya masuk daftar tunggu saat lulus SMA.
“Saya tidak tahu kalau orang tua sudah mendaftar haji. Untuk menggantikan haji ini saya sebetulnya kaget, saya tidak tahu harus bagaimana karena seharusnya bapak saya. Ini tentu menjadi tanggung jawab saya menggantikan, saya juga merasakan tekanan yang besar,” tuturnya.
Mahasiswa Agribisnis semester dua itu mengaku sangat siap secara fisik, mengingat usianya yang termuda, menurutnya sudah menjadi tanggung jawabnya untuk nanti membantu rombongan yang merupakan lansia, apalagi pada tahun ini lansia menjadi prioritas.
“Semoga karena temanya lansia, jadi para lansia yang ke Tanah Suci sehat dan kembali ke Tanah Air dengan sehat juga,” ujarnya.
Sedangkan Jemaah calon haji tertua dari Bali bernama Juhrawiyah asal Tabanan berangkat seorang diri. Lansia berusia 103 tahun yang sehari-hari mengurus cucu dari keponakannya itu telah mendaftarkan diri pada tahun 2014 dan saat ini ketika namanya muncul ia segera melunasi berkat bantuan keponakannya.
"Saya sendiri tidak ada anak, saya tidak menikah. Untuk naik haji ini saya dikasih keponakan-keponakan semuanya, sama peralatan naik haji disediakan sama keponakan. Semangatnya keponakan-keponakan itulah mungkin kasihan sama saya," katanya.
Juhrawiyah yang asli Madura itu mengaku sangat senang karena di usianya yang senja itu akhirnya bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci. Dirinya, telah menyiapkan diri, khususnya kesehatan, dengan menyiapkan obat-obatan dan sudah melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis dalam serta dinyatakan aman untuk berangkat. (*)
Baca Juga:
Jemaah Haji Diminta Minum Oralit Satu Sachet Per Hari