Jelang Larangan Mudik, Penjualan Tiket Bus di Terminal Yogyakarta Stabil

Andika PratamaAndika Pratama - Kamis, 22 April 2021
Jelang Larangan Mudik, Penjualan Tiket Bus di Terminal Yogyakarta Stabil
Terminal Giwangan, Yogyakarta. Foto: ANTARA

MerahPutih.com - Dua pekan menjelang larangan mudik Lebaran tren pembelian tiket bus disejumlah terminal di Yogyakarta masih stabil. Sejumlah agen penjualan tiket bus mengaku belum ada kenaikan penjualan tiket baik untuk bus jarak jauh maupun bus antar kota dalam provinsi (AKDP).

Salah satu agen penjualan tiket PO. Pahala Kencana Nurdin mengatakan, kondisi penjualan tiket di tempatnya masih dalam keadaan normal.

"Awal bulan puasa biasanya belum pada mau mudik. Biasanya nanti dua minggu sebelum Lebaran baru pada nyari tiket," kata Nurdin di Yogyakarta, Rabu (21/4).

Saat ini dalam sehari ia dan teman-teman agen lainnya hanya mampu menjual satu atau dua lembar saja kepada penumpang tujuan luar provinsi. Begitu juga untuk tujuan dalam kota atau antar kabupaten dalam provinsi DIY masih berkisar satu dna dua tiket.

"Itu tujuan Jakarta yang lumayan banyak. Karena biasanya memang banyak yang tujuan ke sana. Di awal puasa biasanya memang sepi," katanya.

Sementara untuk harga tiket bus, Nurdin menjelaskan masih sama seperti harga saat liburan akhir pekan. Dirinya belum berencana menaikkan harga tiket. Saat ini ia mematok harga tiket Rp160.000-Rp180.000 dengan tujuan Jogja-Jakarta.

"Biasanya mengikuti permintaan. Kalau permintaan banyak itu biasa harga tiket otomatis juga naik bahkan bisa sampai 100 persen kalau sepekan sebelum Lebaran," imbuhnya.

Terminal Giwangan, Yogyakarta. Foto: ANTARA

Namun dalam kondisi pandemi saat ini pengusaha bus berpikir berulang kali untuk menaikkan harga tiket. Lantaran daya beli masyarakat masih rendah.

"Kami khawatir kalau ada kenaikan sekarang pasti tidak laku karena kemampuan daya beli saja menurun"pungkas dia.

Kondisi yang demikian juga diamini oleh Ketua Organda DIY, Hantoro. Dia menyebut belum terdapat kenaikan jumlah penumpang maupun pemesanan tiket menjelang larangan mudik nanti.

"Untuk anggota kami tidak ada kenaikan sepertinya. Kondisi masih sama dan belum banyak permintaan," katanya.

Kebijakan larangan mudik ini dinilai membuat masyarakat Yogyakarta tertekan. Ia memprediksi ada lebih dari 5.000 masyarakat Yogyakarta yang bekerja di sektor transportasi akan kehilangan pekerjaan.

Berdasarkan data Organda DIY saat ini, sedikitnya ada sekitar 2.000 armada yang kembali terancam tidak beroperasi akibat pelarangan mudik tahun ini. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 5.000 pengemudi dan kernet angkutan darat.

"Itu baru pengemudi dan kernet saja ada sekitar 5.000 orang. Belum kami ada mekaniknya, administrasi dan karyawan lainnya. Mereka terancam kehilangan penghasilan di momen mudik lebaran 2021 saat ini," tutup Hantoro. (Teresa Ika/Yogyakarta)

#Mudik #Larangan Mudik
Bagikan
Bagikan