MerahPutih.com - Agenda sepak bola dunia tetap sibuk pada Juni hingga Juli nanti. Selain bursa transfer musim panas, timnas-timnas akan bertanding.
Ada laga uji coba FIFA, ada UEFA Nations League, dan salah satu yang menarik adalah Finalissima.
Finalissima mempertemukan timnas Italia melawan Argentina yang akan dihelat di Wembley, Kamis (02/06) pukul 01.45 dini hari WIB.
Baca Juga:
Shin Tae-yong Tanggapi Batalnya Tiga Pemain Keturunan Perkuat Timnas
Finalissima ini mungkin terdengar asing bagi suporter sepak bola di Indonesia.
Dikutip Bolaskor.com, berikut hal-hal yang perlu diketahui dari Finalissima.
1. Sejarah Finalissima
Pada awalnya final ini punya nama Piala Artemio Franchi, nama mantan Presiden UEFA yang meninggal dunia karena kecelakaan pada 1983. Finalissima merupakan laga final di antara CONMEBOL dan UEFA.
Dalam hal tersebut CONMEBOL diwakili juara Copa America dan UEFA dari juara Piala Eropa. Tak ayal pada edisi 2022 ini juara bertahan Piala Eropa, timnas Italia, akan melawan timnas Argentina yang merupakan juara bertahan Copa America.
2. Penantian 29 Tahun
Baru dua edisi Finalissima yang telah berlangsung yakni pada tahun 1985 dan 1993. Pada 1985 tuan rumah, Prancis, mengalahkan Uruguay dengan skor 2-0 di Parc des Princes dari gol yang dicetak Dominique Claude Rocheteau dan Jose Toure.
Kemudian pada 1993 di Estadio Jose Maria Minella, Argentina menang 5-4 dari drama adu penalti melawan Denmark setelah laga berakhir imbang 1-1 di waktu normal. Dua gol itu dicetak oleh gol bunuh diri bek Argentina, Nestor Craviotto dan gol Claudio Caniggia.
Tidak ada alasan pasti mengapa Finalissima dihapuskan atau tidak diteruskan sejak 1993, tetapi dari kesepakatan antara UEFA dan CONMEBOL Finalissima kembali berlangsung tahun ini.
3. Format Laga
Tidak ada leg satu atau dua di laga ini dan format laga akan berlangsung satu kali, tanpa adanya tambahan waktu jika laga berakhir imbang di waktu normal. Artinya, laga berlanjut ke drama adu penalti setelah 90 menit berakhir.
Pada dua edisi sebelumnya Finalissima dihelat di stadion tempat tuan rumah bermain, tetapi kali ini lebih netral dan itu bisa dihelat laga dipertandingkan di Wembley yang notabene markas timnas Inggris.
Baca Juga:
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Bangladesh Malam Ini
4. Inspirasi bagi Piala Konfederasi FIFA
Piala Konfederasi FIFA merupakan turnamen yang biasanya digelar beberapa bulan sebelum Piala Dunia berlangsung, mempertemukan juara di tiap benua. Itu juga sebelumnya dikenal sebagai Piala King Fahd, turnamen yang dihentikan oleh FIFA.
Ternyata, Piala Konfederasi terinspirasi dari Finalissima atau Piala Artemio Franchi, yang notabene mempertemukan dua negara juara di benuanya masing-masing. Itu pada dasarnya dimainkan di antara negara Amerika Selatan dan Eropa sampai federasi lain turut bergabung.
Pada 1992 dan 1995 kompetisi diatur oleh Arab Saudi sebelum FIFA mengambil alih pada 1997. Ada delapan edisi dari kompetisi di antara 1997 dan 2020 setelah kompetisi sebelumnya dihentikan. Jerman jadi juara terakhir Piala Konfederasi pada 2017.
5. Argentina Juara Bertahan, Giorgio Chiellini Pensiun
Mengingat Finalissima terakhir terjadi pada 1993 dan Argentina menang adu penalti, maka Albiceleste merupakan juara bertahan Finalissima. Pada 1993 Argentina dilatih Alfio Basile dan memiliki kapten legenda sepak bola dunia, Diego Maradona.
Kini Argentina dibesut Lionel Scaloni dan dipimpin oleh Lionel Messi. Mereka akan menantang Italia arahan Roberto Mancini yang "terluka" usai gagal mengamankan tiket Piala Dunia untuk dua kali beruntun.
Berbicara mengenai Italia laga melawan Argentina di Finalissima akan spesial bagi bek berusia 37 tahun, Giorgio Chiellini, yang akan pensiun. Chiellini sejauh ini memiliki 116 caps dengan Italia dan juga memutuskan pergi dari Juventus. (*/Bolaskor.com)
Baca Juga:
Tanpa Egy Maulana Vikri, Shin Tae-yong Ingin Uji Kekompakan Tim saat Lawan Bangladesh