“MINGGIR! Minggir! Beri, Jalan!” teriak seorang pria dari kejauhan. Pria yang mengenakan kaos hitam bertuliskan “Pecalang” (Petugas keamanan tradisional) itu meminta warga yang menyaksikan ogoh-ogoh di dekat pasar Blahbatuh, Gianyar, Bali, agar memberi ruang.
Dari kejauhan, mulai terlihat sekelompok perempuan yang tengah membawa obor berjalan mengarah ke persimpangan tersebut. Perempuan-perempuan tersebut diikuti oleh sekelompok orang yang tengah memainkan alat musik gamelan tradisional Bali.
Di belakang para pemain gamelan itu terlihat sebuah patung menyeramkan setinggi lima hingga sepuluh meter tengah diarak oleh sekelompok pemuda dari salah satu banjar (rukun warga atau RW) setempat.
Mengarak ogoh-ogoh tepat sehari sebelum Hari Raya Nyepi sudah menjadi tradisi yang dilakukan masyarakat bali selama bertahun-tahun. Bagi umat Hindu, patung ogoh-ogoh merupakan simbol keburukan sifat manusia serta hal negatif alam semesta.
Setelah diarak, ogoh-ogoh akan dimusnahkan dengan cara dibakar dalam prosesi tawur agung kesanga sebelum umat Hindu melakukan tapa brata penyepian.
Baca juga:
Ogoh-Ogoh Mulai Diarak Sejak Nyepi Jadi Hari Libur Nasional 39 Tahun Lalu
Parade ogoh-ogoh kecamatan Blahbatuh di 2023 ini diikuti oleh 12 banjar dengan total lebih dari 25 ogoh-ogoh yang diarak. Setiap banjar membawa dua hingga empat ogoh-ogoh.
Tidak hanya ogoh-ogoh berukuran besar, tapi juga ada ogoh-ogoh berukuran kecil yang diarak banjar-banjar tersebut. Semuanya dibuat oleh anak-anak dari banjar tersebut.
Tepat di persimpangan pasar Blahbatuh, ogoh-ogoh akan diputar dan digoyang-goyangkan, dengan batas waktu tertentu.
“Tahun ini desa Blahbatuh menyepakati untuk setiap banjar diberikan waktu maksimal 20 menit untuk memamerkan ogoh-ogoh yang mereka bawa. Soalnya kalau terlalu lama kasihan banjar yang paling terakhir. Terlalu malam,” ujar Pak Ros, salah satu ketua pecalang kecamatan Blahbatuh.
Ros juga mengatakan bahwa 2023 ini menjadi pertama kalinya tradisi mengarak ogoh-ogoh di kecamatan blahbatuh kembali diadakan pascapandemi COVID-19.
Baca juga:
Fragmen tari dari Banjar Tengah Desa Blahbatuh tutup parade ogoh-ogoh Blahbatuh 2023 (Foto: Merahputih.com/Krisna Bagus)
Parade ogoh-ogoh Blahbatuh 2023 diselenggarakan oleh banjar tengah (banjar pusat kecamatan) Blahbatuh sehingga sebagai tuan rumah mereka mendapat urutan terakhir dalam mengarak ogoh-ogoh mereka.
Banjar tengah Blahbatuh menutup parade ogoh-ogoh dengan penampilan fragmen tari kolosal bertajuk “Kala Mertyukundah” yang berarti kembali kepada kesadaran diri untuk kembali pada agama dan Tuhannya.
Dilanjutkan dengan memamerkan ogoh-ogoh buatan banjar tengah Blahbatuh.
Sebelum melaksanakan Hari Raya Nyepi, masyarakat Hindu terlebih dulu melaksanakan upacara keagamaan pengerupukan yang dilakukan sebelum parade ogoh-ogoh. Ngerupuk bertujuan mengusir Bhuta Kala atau energi jahat. (kna)
Baca juga: