MerahPutih.com - Jawa Timur keluar dari zona merah COVID-19. Hal ini berdasarkan catatan Satgas COVID-19 nasional. Saat ini tercatat ada 18 daerah masuk zona kuning (risiko rendah) dan 20 daerah yang dalam zona oranye (risiko sedang).
"Alhamdulillah Jatim hari ini dinyatakan Satgas Covid-19 Nasional bebas zona merah. Terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat yang bekerja keras dan berjuang, mari terus patuhi protokol kesehatan dan percepat vaksinasi untuk menunju Jatim Bangkit," ungkap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan resminya, Rabu (1/9)
Baca Juga
Ia menambahkan, mengatahui posisi zonasi sebuah daerah menjadi sesuatu hal penting saat ini. Sebab perkembangan zonasi peta resiko COVID-19 menjadi salah satu acuan untuk menentukan tindakan dan kebijakan.
Apalagi saat pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai sudah banyak membatasi dan mempengaruhi aktifitas masyarakat di hampir seluruh sektor. Terutama masih berlakunya aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel di Jatim.
"Setiap kebijakan ataupun tindakan yang akan diambil memang harus sesuai dengan zonasi peta resiko sebuah daerah, selain posisi levelnya. Seperti Kota Surabaya kini masuk zona kuning dan berada di level 3, ini pun berpengaruh pada kebijakan yang diambil Pemkot Surabaya. Begitu juga daerah yang lain," terang Khofifah.
Ia mengimbau agar semua pihak terus bersinergi guna menghadapi pandemi COVID-19 Banyak sisi yang harus diperhatikan. Termasuk percepatan vaksinasi di Jatim. Untuk di sisi hulunya adalah penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi.

Sementara itu, Staf Rumpun Kuratif Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, dr Makhyan Jibril Al Farabi menegaskan, faktor utama penurunan risiko di Jatim tiada lain implementasi penerapan PPKM Darurat dan PPKM Level 3-4 yang sangat baik dari seluruh elemen masyarakat. Ini menyebabkan kasus baru dan kasus kematian menurun signifikan.
“Hari ini Jatim turun 80,1 persen kasus mingguan dari puncak kasus tertinggi 44 ribu, sekarang sekitar 8000-an kasus, kematian mengalami penurunan cukup signifikan yakni 52,2 persen dari puncak kasus kematian 2.458, turun jadi 1.393 per minggu. Testing PCR mencapai rekor baru 90.047 per minggu dengan positivity rate 10 persen,” beber Jibril.
Kendati demikian, ia berharap kepada masyarakat agar capaian ini tidak membuat lengah dan abai terhadap prokes dan tetap ikut mempercepat vaksinasi khususnya di Jawa Timur. (Andika Eldon/Jawa Timur)
Baca Juga
Disorot Presiden, Kepala Daerah di Jatim Diminta Optimalkan Isolasi Terpusat