Jatim Dominasi Pertambahan Kasus, Masyarakatnya Dinilai Tak Disiplin

Zulfikar SyZulfikar Sy - Sabtu, 27 Juni 2020
Jatim Dominasi Pertambahan Kasus, Masyarakatnya Dinilai Tak Disiplin
Sejumlah pegawai Dinas Perdagangan Kota Madiun sedang menjalani "rapid test" di kantor dinas setempat, Jumat (26/6/2020) sebagai antisipasi dan penanggulangan COVID-19. (FOTO ANTARA/HO-iskominfo Kota

MerahPutih.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan bahwa risiko penularan di beberapa daerah tinggi. Hal ini dilihat dari tingginya jumlah kasus per seratus ribu jumlah penduduk yang cukup tinggi.

Ia menerangkan bahwa hingga pukul 12.00 WIB, Sabtu (27/6), dilaporkan terjadi penambahan kasus positif sebanyak 1.385 orang. Hingga totalnya menjadi 52.812 orang.

Baca Juga:

632 Warga DKI Meninggal karena Corona

"Kalau kita perhatikan sebaran yang pertama melaporkan kasus terbanyak hari ini adalah Jawa Timur dengan penambahan kasus sebanyak 277 kasus baru dan 190 sembuh," ucap Yurianto, Sabtu (27/6).

Kemudian disusul dengan DKI Jakarta dengan laporan penemuan kasus baru sebanyak 203 kasus dan 68 kasus dilaporkan sembuh.

"Jawa Tengah 197 kasus baru dan 22 sembuh. Sulawesi Selatan 146 kasus baru dan 41 kasus sembuh," ujarnya.

Kemudian ada Bali dengan penambahan 106 kasus serta 21 kasus sembuh.

"Yang bisa direpresentasikan sebagai tingkat risiko ancaman tertular di beberapa daerah masih cukup tinggi," kata Yurianto.

Tangkapan layar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta pada Sabtu (27/6/2020). (ANTARA/Prisca Triferna)
Tangkapan layar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta pada Sabtu (27/6/2020). (ANTARA/Prisca Triferna)

Yurianto mengatakan, hal itu terjadi lantaran sumber penularan masih berada di tengah-tengah masyarakat.

Sumber penularan dimaksud adalah beberapa orang yang terinfeksi virus corona namun tak menunjukkan gejala yang berarti atau dikenal sebagai orang tanpa gejala (OTG).

"(Mereka) tidak melakukan isolasi secara baik. Tidak melakukan upaya untuk kemudian menjaga orang lain agar tidak tertular dengan menggunakan masker dengan benar," ujar dia.

Di samping juga masih banyak masyarakat yang belum menjaga dirinya sendiri dengan menggunakan masker dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

"Ini kendala yang kami dapatkan. Oleh karena itu kembali lagi, memutuskan rantai penularan ini adalah permasalahan yang berada di tengah-tengah masyarakat," beber Yurianto.

Dia mengatakan bahwa mereka yang terinfeksi corona dan diisolasi di rumah sakit cenderung lebih aman bagi lingkungannya. Dibandingkan mereka yang OTG dan berkeliaran di tengah masyarakat.

"Kita telah melakukan kontak secara masif untuk setiap kasus yang dirawat di rumah sakit, kemudian kita lakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang kita duga memiliki kontak erat," ujar Jubir.

Terdapat 18 provinsi yang melaporkan penambahan kasus baru di bawah 10 kasus. Namun ada 4 provinsi yang hari ini melaporkan, tidak ada penambahan kasus sama sekali.

"Kasus ODP sebanyak 40.541 orang. Sementara pasien dalam pengawasan sebanyak 13.522 orang," tuturnya.

Baca Juga:

Pandemi COVID-19, Kapolda Metro Pastikan Tak Ada Perayaan Meriah saat HUT Bhayangkara

Hingga kini, terdapat 2.720 jiwa yang meninggal akibat COVID-19. Sedangkan 21.909 jiwa lainnya dinyatakan sembuh.

Per kemarin, Jawa Timur pertama kalinya menjadi episentrum COVID-19 di Indonesia. Jumlah akumulasi kasus positif COVID-19 di Jatim, 10.901 kasus. Urutan ke-2 Jakarta, terdapat 10.796 kasus terjangkit COVID-19.

Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia, kemarin, 51.427 kasus. Sebanyak 27.411 orang positif COVID-19 dalam perawatan intensif. Selain itu terdapat 21.333 orang sembuh dan 2.683 jiwa yang meninggal dunia. (Knu)

Baca Juga:

Kasus Corona Melonjak hingga 52.812

#Virus Corona #Jawa Timur
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan