Jarak Waktu yang Baik untuk Mencuci Handuk Mandi


Alasan kenapa harus mencuci handuk. (Foto: Unsplash/Rinku)
HANDUK untuk mandi sering disepelekan kebersihannya. Misalnya terbiasa menaruhnya di tempat sembarang, tentu hal ini berisiko terkontaminasi oleh beberapa patogen, seperti kulit, bakteri, virus hingga jamur.
Untuk menghindari hal tersebut, kamu harus mengetahui frekuensi mencuci handuk mandi yang tepat supaya terhindar dari patogen penyebab gangguan kulit.
Baca juga:
Mengapa Warga Dunia Merayakan Hari Handuk?

Dikutip dari everydayhealth.com, Jumat (23/6), profesor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Arizona Zuckerman di Amerika Serikat dr. Kelly Reynolds, PhD menuturkan jumlah terbaik untuk mencuci handuk mandi adalah setiap kali digunakan.
Tetapi, penggunaan handuk bisa direnggangkan maksimal tiga kali sebelum dicuci, asalkan handuk dikeringkan dan tidak lembap.
“Praktik terbaik adalah mencuci handuk setelah setiap kali digunakan,” ucap dr. Reynolds.
Aturan terpenting adalah saat mengeringkan handuk setelah digunakan. Proses pengeringan membantu untuk membunuh mikroba potensial (dan menghentikannya berkembang biak). Meski demikian, pengeringan handuk juga bergantung pada iklim di Indonesia.
Iklim di negara yang tropis dan cenderung panas memudahkan handuk cepat kering dan bisa digunakan lebih dari sekali. Pastikan handuk dijemur di luar kamar mandi karena kamar mandi adalah area yang lebih lembap dibandingkan area lain di rumah.
Terdapat satu aturan yang mengharuskan penggantian handuk setiap kali digunakan atau hanya sekali pakai. Aturan tersebut jika di bagian tubuh terdapat luka terbuka atau baru melakukan tindakan operasi dan masalah kulit lainnya. Jika mengalami hal-hal tersebut, handuk mandi harus lebih sering diganti.
Baca juga:

“Penghalang kulit kamu tidak utuh, jadi harus lebih hati-hati,” ucap salah satu pendiri Audubon Dermatology di New Orleans Deirdre Hooper, MD.
Lebih lanjut, menurut dr. Reynolds mencuci handuk dengan air panas dan detergen lalu dikeringkan dengan uap panas atau suhu tinggi agar jamur dan kuman lebih cepat mati. Idealnya, pilihlah detergen yang mengandung enzim yang dirancang untuk mengurai kotoran dan membunuh kuman (Label depan sering mengatakan bahwa detergen memiliki enzim pelawan noda).
Bila memiliki kulit sensitif, produk baru bisa menyebabkan iritasi. Oleh sebab itu, hentikan penggunaan jika kulit mengalami reaksi negatif saat menggunakan detergen yang mengandung enzim. Pilihlah detergen bebas pewarna dan pewangi serta memasukkan enzim ke dalam formulasinya. (far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
