KEBIASAAN menimbun pesan email ternyata memiliki efek cukup besar vagi lingkungan. Dunia media sosial sempat dihebohkan salah satu video akun Tik-Tok menginformasikan tentang bahaya menimbun email.
“Menumpuk email salah satu penyebab pemanasan global, di saat kamu menumpuk pesan di email, pesan akan tersimpan di mesin di perusahaan”. Kemudian postingan tersebut pun di teruskan di twitter @AREAJULID, sehingga beroleh respon beragam.
Baca juga:
Setelah unggahan tersebut dibagikan di Twitter, banyak netizen memberikan beragam komentar, mulai dari positif dan juga negatif.
Penggunaan email tentunya memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari- hari, seperti memudahkan mengirim surat atau file, tempat menyimpan data, mempermudah komunikasi, dan masih banyak lainnya.
Namun, tak sedikit orang tidak pernah mengetahui secara pasti efeknya untuk lingkungan dari penyimpanan email. Bersumber dari Resetorg, setiap email di mailbox akan disimpan di sebuah server menyimpan email milik seluruh orang di dunia.

Server raksasa menyimpan banyak email mengkonsumsi energi dalam jumlah besar. Belum lagi penggunaannya 24 jam non stop kemudian membuat server tersebut membutuhkan berliter-liter air dan sistem pendinginan ruangan untuk mendinginkan mesin. Semakin banyak pesan dikirim, terima, dan simpan, semakin banyak server dibutuhkan, berarti lebih banyak energi dikonsumsi dan lebih banyak emisi korban.
Menurut Spesialis Carbon Footprint Mike Berners Lee (saudara dari Tim Benners- Lee penemu world wide web), setiap email spam bahkan tidak pernah dibuka, melepaskan sekitar 0,3 gram CO2. Email dengan banyak teks dan lampiran dapat bertanggung jawab hingga 50 gram.
Baca juga:
Mengapa Orang Nunda Bayar Utang Justru Lebih Galak Saat Ditagih
Emisi karbon ini berasal dari energi digunakan untuk mengoperasikan komputer, mengakses internet, dan seluruh sistem fisik serta infrastruktur di balik semuanya, termasuk penyimpanan dan transmisi informasi melalui pusat data.
Pesan spam menyumbang 54,68 persen kekalahan dari semua email di seluruh dunia pada 2019. Namun perhitungan ini dibuat Berners-Lee sepuluh tahun lalu, jadi dampak sebenarnya bisa lebih tinggi.
Melansir dari Sciencefocus, setiap email dikirim akan menggunakan listrik untuk menampilkannya dan koneksi jaringan menggunakan listrik saat email sedang ditransfer. Namun, mengirim email hanya menggunakan sekitar 1,7% energi tetapi tentu pesan dikirim tak hanya satu dan dikalikan banyak orang.

Email biasa membuat listrik bertanggung jawab atas 4g emisi CO2, sedangkan jika memiliki lampiran gambar, membutuhkan penyimpanan dan waktu lebih lama sehingga karbon naik menjadi rata- rata 50g. Email sampah sebagian besar dihapus secara otomatis server sebelum kamu melihatnya sehingga mereka tidak melakukan perjalanan jauh dan hanya menghasilkan masing- masing 0,3g.
Mengirim 65 email setara dengan mengemudi 1km. Dalam setahun rata- rata orang di negara maju menambahkan 136kg CO2 ke jejak karbon mereka dari email dikirim dan diterima. Secara global, penggunaan email di dunia menghasilkan CO2 sebanyak tujuh juta mobil tambahan di jalan.
Baca juga:
Emisi karbon merupakan jumlah total emisi gas rumah kaca berasal dari produksi, peggunaan, hingga pembuangan akhir produk atau layanan. Gas tersebut merupakan gas penangkap panas matahari seperti karbon dioksida (CO2), metana, nitrous oxide, gas fluorinated, dan lainnya. Emisi ini dapat menyebabkan perubahan iklim dan pemanasan global. Dampak pemanasan global antara lain mencairnya gletser, badai, kebakaran hutan, kekeringan, hingga gelombang panas.
Sebenarnya untuk megurangi emisi CO2, tidak hanya dengan menghapus pesan di email tidak penting saja, kita harus rutin melakukan pembersihan, menghapus folder sampah, mengelola subscrise email, mematikan notifikasi media sosial karena beberapa media sosial mengirimkan notifikasi melalui email, serta penggunaan penyedia green email.
Green email merupakan layanan menggunakan renewable energy atau energi terbarukan, contohnya ada Posteo.de, Mailbox.org, Runbox, dan Tutanota.
Dalam tweet diunggah tersebut banyak juga netizen memberikan respon positif mengenai hal ini, bahkan beberapa netizen juga membagikan cara agar lebih mudah menghapus email- email sudah sangat lama.

Ternyata tanpa sadar kebiasaan menumpuk email tersebut memiliki dampak negatif berpengaruh terhadap bumi. Walaupun mungkin penumpukan sampah di email tidak terlihat memiliki efek sangat besar tetapi dengan mengurangi sampah tersebut diharapkan bisa sedikit mengurangi emisi karbon.
Di sisi lain jika benar-benar ingin melakukan pengurangan emisi karbon secara lebih lanjut, kamu juga harus menghemat seluruh aktivitas digital, tidak hanya sekedar menghapus email. Saat mengirim email setidaknya memerlukan energi untuk menyalakan laptop, wifi, dll.
Tentunya hal itu juga membutuhkan energi besar. Demi mencegah pemanasan global, tiap orang harus benar- benar melakukan tindakan ramah lingkungan di setiap aktivita sehari-hari. Pengehematan aktivitas digital, konsumsi bahan bakar fosil, konsumsi listrik harus dilakukan secara terintegrasi, agar mendapat hasil optimal. (Pid)
Baca Juga: