Jangan Sampai Jadi Korban, Pahami Kekerasan Finansial

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Rabu, 21 September 2022
Jangan Sampai Jadi Korban, Pahami Kekerasan Finansial
Kekerasan finansial adalah bentuk intimidasi untuk memanipulasi atau mengendalikan seseorang. (Foto: freepik/bearfotos)

KEKERASAN finansial adalah jenis kekerasan dalam rumah tangga yang mungkin terjadi dalam pernikahan, pacaran, dan keluarga (orangtua dan anak), atau dalam hubungan lainnya ketika satu pihak bergantung secara finansial. Kekerasan finansial juga dapat terjadi di tempat kerja dan kemitraan bisnis.

Kekerasan ini dapat berbentuk penyalahgunaan keuangan atau pengabaian, dan merupakan bentuk intimidasi untuk memanipulasi atau mengendalikan orang lain. Seringkali tujuannya adalah untuk memperbaiki keadaan keuangan mereka sendiri.

Tanda-tanda peringatan yang khas meliputi:

- Ketakutan atau kemarahan tentang masalah uang dalam hubungan.

- Perdebatan atau konflik yang sering terjadi tentang uang.

- Ada perasaan tidak adil, atau ketidakseimbangan kekuatan dan kontrol dalam hubungan.

- Rasa bersalah finansial, rasa malu finansial, dan kecemasan finansial.

- Tidak merasa aman atau aman secara finansial.

Baca juga:

Yuk Mulai Jaga Kesehatan Finansial

Jangan Sampai Jadi Korban, Pahami Kekerasan Finansial
Kekerasan ini juga dapat terjadi ketika mengalami kerugian finansial yang tiba-tiba. (Foto: freepik/freepik)

Hal tersebut juga dapat terjadi ketika mengalami kerugian finansial yang tiba-tiba, atau stres kronis karena memiliki sumber keuangan yang tidak memadai karena masa lalu disebabkan oleh PTSD yang dipicu masalah ekonomi.

Menurut psikoterapis Joyce Marter, LCPC ada delapan jenis penyalahgunaan dan pengabaian finansial. Kamu kemungkinan tidak menyadari ketika mengalami kekerasan finansial ini karena disamarkan dalam hubungan.

Berikut penjelasan mengenai jenis kekerasan finansial yang perlu kamu pahami sebelum menjadi korbannya, seperti dirangkum dari Psychology Today (18/9).

Kebohongan finansial, kerahasiaan, atau penipuan. Kepercayaan dalam hubungan dapat terkikis ketika tidak ada transparansi keuangan. Misalnya, seseorang menunjukkan perilaku keuangan yang curang, seperti memiliki segepok uang tunai yang tidak dapat dijelaskan asalnya dari mana di dompet mereka.

Perselingkuhan finansial. Inilah saat kebohongan dan kerahasiaan mencapai tingkat pengkhianatan, seperti memiliki utang atau aset rahasia, atau bahkan pasangan dan keluarga lain yang dirahasiakan.

Gaslighting finansial. Hal ini terjadi ketika seseorang membuat kamu merasa stres atau bersalah karena memiliki respons emosional yang normal atau permintaan atau batasan yang masuk akal. Misalnya, anakmu yang sudah masuk usia dewasa muda mengatakan kamu orangtua yang buruk karena mencoba menetapkan batasan keuangan yang sehat untuknya. Atau, pasangan mengatakan pengeluaran kamu untuk bahan makanan berlebihan, padahal dia baru liburan akhir pekan yang mahal dengan teman-temannya.

Baca juga:

Perempuan Perlu Mandiri Secara Finansial dan Investasi Aset Kripto

Jangan Sampai Jadi Korban, Pahami Kekerasan Finansial
Penindasan atau tekanan finansial dapat menyebabkan masalah kekuasaan dan manipulasi dalam hubungan. (Foto: freepik/wayhomestudio)

Kecanduan obat-obatan, alkohol, seks, dan perjudian. Kecanduan dapat menyebabkan kehancuran finansial bagi pecandu dan keluarganya. Sebuah keluarga bisa berubah dari sangat kaya menjadi miskin dalam rentang dua dekade karena kecanduan yang tidak ditangani.

Penindasan atau tekanan finansial. Perilaku ini dapat menyebabkan masalah kekuasaan dan manipulasi dalam hubungan. Misalnya, satu pasangan dapat mendorong yang lain untuk membeli rumah yang jauh melampaui kisaran harga yang nyaman bagi mereka. Untuk memanipulasi proses pengambilan keputusan, mereka mungkin menggunakan taktik agresif atau perilaku menahan emosi.

Mempermalukan dan meremehkan kemampuan finansial. Misalnya dengan mepermalukan dan meremehkan seseorang karena berpenghasilan lebih sedikit atau tidak punya sama sekali karena mereka adalah orangtua yang sudah pensiun atau sakit kronis. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan mengkritik pasangan dengan mencela perilaku pengeluaran atau hutang mereka di depan orang lain.

Menutupi kondisi finansial. Ketika ini terjadi, orang-orang menutup diri dan menolak untuk berbicara tentang realitas keuangan. Itu termasuk tidak ada komunikasi, kolaborasi, negosiasi, atau resolusi konflik. Mereka juga menolak pertemuan dengan mediator netral seperti penasihat keuangan, perencana keuangan, agen konsolidasi utang, terapis keuangan, atau financial coach.

Pemotongan sumber daya finansial. Menahan sumber daya seperti akses ke rekening bank, kartu kredit, laporan keuangan, alat transportasi, properti, perawatan kesehatan, atau bahkan makanan adalah cara untuk mengisolasi korban dalam hubungan kekerasan dan penelantaran. (aru)

Baca juga:

Kiat Bagi Milenial untuk Merdeka Secara Finansial

#Tindak Kekerasan #Relasi #Finansial
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.
Bagikan