MENDIDIK dan membesarkan anak-anak memang tak selalu mudah. Kerap kali orangtua kesulitan mengetahui apa yang anak inginkan, bahkan mengenal potensi besar anak.
Namun, kesalahan terbesar sesungguhnya terjadi kala orangtua justru memaksa anak untuk mewujudkan cita-cita orangtua yang tak sampai.
"Memang tidak semua bisa langsung terlihat dari awal, seperti saat anak baru berusia satu tahun. Tapi orangtua bisa mengeksplorasi dan melihat dengan teliti paparan kegiatan yang disenangi oleh anak. Yang penting adalah bagaimana anak-anak bisa melakukan sendiri kegiatan yang dia suka," terang psikolog Erika Kamaria Yamin, M.Psi., Psikolog, CHt dalam jumpa pers peresmian Kiddo Fest 2022 di Pluit Village, Kamis (10/11).
Erika mengatakan bahwa kegiatan yang anak senangi itu bisa terlihat dari usia sedini mungkin, terutama tentang bagaimana orangtua bisa ikut merasakan. Lalu memilah dan memilih kegiatan apa yang disenangi oleh anak. Ada tiga kunci yang perlu diingat orangtua menurutnya, yakni 3E: Easy, Enjoy, Excellent.
Baca juga:
Jadi Orangtua yang Baik, Ubah Pola Pikir dan Perilaku Terhadap Anak

"Easy itu harus mudah, jadi anak-anak bisa melakukan suatu kegiatan dengan mudah, dia tidak kesulitan melakukan suatu kegiatan. Kemudian enjoy, jadi dia menikmati kegiatan yang dilakukan itu. Excellent artinya hasil dari yang dia lakukan itu baik atau bagus," jelasnya.
Kemudian ia menambahkan agar orangtua tidak memaksa anak menggapai cita-cita orangtua yang tidak sempat tercapai pada saat mereka muda.
Erika meminta agar para orangtua membiarkan anak memilih sendiri impian yang ingin dia capai, memutuskan sendiri apa yang dia senangi.
"Beberapa orangtua kan ada yang misalnya, 'Mama/Papa dulu mau jadi dokter tapi tidak ada biayanya, makanya sekarang kamu beruntung kalau mau jadi dokter karena sekarang Papa dan Mama sudah punya uang untuk kuliahin kamu di kedokteran', itu tidak boleh," tegas Erika.
Baca juga:
Psikolog Berikan Tips Agar Anak Remaja Mau Terbuka pada Orangtua

Sebaliknya, menurut Erika, sebaiknya orangtua senantiasa memberikan bimbingan sembari terus mengajak anak berdiskusi agar anak bisa yakin dengan apa yang ia inginkan.
Ia menyarankan agar orangtua selalu memberikan anak kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai kegiatan dan keahlian.
"Potensi itu juga bukan hanya akademis, tapi banyak juga yang lain seperti kalau dia mudah bergaul, keterampilan public speaking, dan lain-lain. Sekarang juga ada lebih banyak opsi profesi, jadi tidak harus melulu mendalami ilmu-ilmu akademis. Perkembangan karakter, soft skill, dan kemampuan non-akademis juga penting," tandasnya. (waf)
Baca juga:
Orangtua Jangan Terlalu Permisif, Bahaya!