MINUMAN olahraga atau sports drink merupakan minuman yang diperkaya elektrolit. Tujuan utamanya ialah mengembalikan air dan elektrolit yang hilang selama olahraga berat dan berkeringat.
"Minuman tersebut biasanya mengandung elektrolit seperti natrium, kalium, kalsium, dan magnesium. Banyak yang berbasis karbohidrat, dengan gula tambahan seperti fruktosa, glukosa, dan sukrosa. Terkadang juga mengandung kafein," ujar analis medis Dr Leana Wen, yang juga merupakan dokter darurat dan profesor kebijakan dan manajemen kesehatan di George Washington University Milken Institute School of Public Health.
BACA JUGA:
Berat Badan Naik Setelah Lebaran? Konsumsi Minuman Sehat Ini
"Ada juga minuman berenergi yang sayangnya sering disamakan dengan minuman olahraga. Minuman berenergi biasanya mengandung banyak kafein," tambah Wen seperti diberitakan CNN. Ia menambahkan minuman semacam itu juga banyak yang mengandung stimulan legal lainnya seperti taurin, guarana, dan L-karnitin.

"Minuman berenergi ini bisa mengurangi kelelahan dan meningkatkan performa dalam jangka pendek. Namun, minuman tersebut bukan minuman olahraga dan tidak boleh digunakan jika tujuannya ialah mengisi kembali elektrolit dan cairan," tegas Wen.
Minuman energi bisa berbahaya bila dikonsumsi dalam jumlah banyak. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, sebanyak 1.499 remaja berusia 12 hingga 17 tahun masuk ruang gawat darurat akibat konsumsi minuman energi pada 2011.
BACA JUGA:
Jaga Kesehatan Usus dengan Konsumsi Minuman Prebiotik Herbal
"Kafein dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur dan cepat. Individu dapat menjadi cemas dan mengembangkan masalah tidur. Mereka yang mengonsumsi minuman berenergi alih-alih minuman olahraga atau air dapat mengalami dehidrasi," ujarnya.

Mereka yang mengonsumsi minuman berenergi alih-alih minuman olahraga atau air dapat mengalami dehidrasi. (Foto: freepik/freepik)
American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar anak-anak dan remaja tidak mengonsumsi minuman berenergi. Namun, 30 persen hingga 50 persen remaja melaporkan mengonsumsinya. Hal itu bisa jadi karena kebingungan antara minuman olahraga dan minuman berenergi. Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati dalam memilih minuman yang sesuai dengan tujuanmu.(aru)
BACA JUGA: