DANAU Toba tak hanya indah. Danau purba ini punya banyak legenda yang mengitarinya. Mulai dari kisah petani dan putri ikan hingga kisah para Raja Batak. Semuanya menarik.
Kisah-kisah itu tak hanya hidup dalam tuturan warga sekitar Toba, tapi juga mewujud dalam beberapa situs. Sejumlah situs sarat sejarah dan legenda di sekitar Danau Toba amatlah unik. Tak hanya punya kisah, tapi juga keindahan alam. Sayang untuk dilewatkan. Berikut destinasi sarat sejarah dan legenda yang wajib kamu kunjungi di sekitar Danau Toba.
BACA JUGA:
1. Lembah Bakkara

Di barat daya Danau Toba, terdapat sebuah lembah yang diapit dua bukit. Daerah di lembah itu dikenal dengan nama Bakkara. Secara administratif, Bakkara masuk wilayah Kecamatan Baktiraja (Bakkara, Tipang, dan Janji Raja), Kabupaten Humbahas (Humbang Hasundutan), Sumatra Utara. Nama Bakkara dikenal karena adanya Aek Sipangolu yang berarti 'air yang menghidupkan'. Mata air itu konon dibuat Raja Sisingamangaraja I.
Tak hanya Aek Sipangolu yang layak kamu datangi selama di Lembah Bakkara. Ada sejumlah air terjun indah di daerah ini. Salah satunya ialah Air Terjun Janji. Letak air terjun ini tak jauh dari jalan lintas. Kamu tak perlu masuk hutan atau mendaki ratusan anak tangga. Ada kisah legenda seputar air terjun ini. Kisahnya, di tempat ini dahulu kala para raja Batak berkumpul dan berikrar bahwa hanya ada satu raja dalam masyarakat Batak, yakni Raja Sisingamangaraja.
Sebagai tanah kelahiran Sisingamangaraja, Lembah Bakkara juga menawarkan wisata sejarah. Tak hanya sejarah para Raja, tapi juga kisah letusan mahadahsyat Gunung Toba jutaan tahun lalu. Jangan heran jika kamu akan melihat banyak bebatuan besar di persawahan seakan berserakan tak beraturan. Batu-batu berumur 2 juta tahun itu merupakan muntahan Gunung Toba yang meletus 75 ribu tahun lalu. Dari letusan mahadahsyat itulah muncul Danau Toba dengan Pulau Samosir di tengahnya.
Jangan berhenti hanya menikmati alam Lembah Bakkara. Telusuri juga wisata sejarahnya. Kamu bisa mengunjungi Istana Raja Sisingamangaraja yang terletak di Dusun Lumban Raja, Desa Simamora, Baktiraja. Selain wisatawan, penziarah juga banyak datang ke lokasi ini.
2. Museum Huta Bolon Simanindo

Jika ke Samosir, datanglah ke Museum Huta Bolon Simanindo yang terletak di Jalan Pelabuhan Simanindo, sekitar 45 sampai 50 menit dari Pangunguran, pusat perkantoran Kabupaten Samosir. Museum ini merupakan peninggalan Raja Sidauruk yang sudah berusia ratusan tahun. Menjadi museum dan dibuka untuk umum sejak tahun 1969.
Karena merupakan kompleks raja maka berdiri megah bangunan utama milik Raja Sidauruk. Kemudian bangunan-bangunan kecil lainnya yang konon merupakan rumah para pengawalnya.
Di museum ini dipamerkan koleksi Raja Sidauruk seperti perlengkapan adat, alat musik, pakaian adat, permainan tradisional, senjata perang, hingga patung sigale-gale. Lebih dari itu, jika datang tepat waktu bisa menyaksikan pertunjukan musik dan tari tradisional kuno yang menguarkan kesan magis dan terlihat indah ketika dimainkan dengan latar rumah-rumah adat. Pada sesi menjelang akhir pertunjukan, wisatawan diajak menari bersama. Kesempatan seperti itu biasanya langsung disambut turis asing dengan penuh kegembiraan.
3. Puncak Pusuk Buhit

Pusuk Buhit sebenarnya adalah gunung berapi aktif di sekitar Danau Toba. Tingginya 1972 mdpl dengan dikelilingi beberapa kecamatan seperti Sianjur Mula-Mula, Harian Boho, dan Pangururan. Saat ini Pusuk Buhit menjadi destinasi wisata yang cukup populer.
Di balik keindahannya, Pusuk Buhit menyimpan sebuah cerita legenda. Dalam mitologi Suku Batak, Puncak Pusuk Buhit adalah asal muasal suku tersebut. Masyarakat Batak percaya kalau Pusuk Buhit merupakan tempat lahirnya raja mereka.
Kemudian sang raja membangun sebuah perkampungan di salah satu lembah bernama Sianjur Mula-mula. Desa inilah yang menjadi awal menyebarnya suku Batak ke berbagai daerah. Kamu juga bisa mempelajari legenda tersebut ke masyarakat setempat.
4. Tanjung Unta

Tanjung ini berada di sisi timur danau, tepatnya di Pematang, Sidamanik, Kabupaten Simalungung. Jaraknya sekitar 60 kilometer dari Pematang Siantar atau 110 kilometer dari Medan.
Di balik keindahan alam di Tanjung Unta, terselit sebuah kenang-kenangan yang ditinggalkan Sang Proklamator Mohammad Hatta atau biasa dikenal dengan panggilan Bung Hatta. Dulu pria asal Bukittinggi itu sempat berkunjung ke tempat tersebut.
Bung Hatta sangat mengagumi keindahan alam di sana. Karena tanjung tersebut mirip punuk unta, akhirnya Wakil Presiden pertama Republik Indonesia itu menamainya Tanjung Unta. Sebutan tersebut terus dipakai hingga sekarang.
5. Aek Sipitu Dai

Sianjur Mula-Mula dipercaya sebagai perkampungan pertama yang dibangun sang raja. Dari desa inilah suku Batak bermula hingga menyebar ke berbagai daerah. Tidak mengherankan jika Kecamatan Sianjur Mula-Mula menyimpan destinasi wisata sejarah yang amat terkait dengan legenda para raja Batak. Salah satu yang bisa kamu kunjungi ialah Aek Sipitu Dai.
Air Tujuh Rasa, demikianlah sebutan untuk sumber mata air ini. Terletak di Desa Aek Sipitu Dai, sumber mata air di lokasi ini terletak di bawah sebuah pohon rimbun. Uniknya, meskipun berasal dari satu sumber, rasa air di setiap pancuran yang ada di lokasi ini berbeda-beda. Selain itu, mata air ini pun dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Berdasar kisah legenda Batak, mata air ini berawal dari kisah Ompung Langgat Limbong, generasi kedua dari Marga Limbong yang berusaha mencari sumber air. Karena tak kunjung mendapat air, ia pun berdoa. Setelah itu, ia tancapkan tongkatnya ke tanah. Beharap ada air yang keluar. Namun, ternyata tak ada yang terjadi. Sampai tujuh kali ia menancapkan tongkat, tetap saja air tak datang.
Di tengah rasa haus yang makin menjadi, Ompung Langgat Limbong kembali berdoa memohon air. Tak lama, dari tujuh lubang bekas tancapan tongkatnya mengalir air jernih.(dwi)