Teknologi

Jaminan Keamanan Siber oleh Teknologi 5G

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 18 Agustus 2021
Jaminan Keamanan Siber oleh Teknologi 5G
Teknologi 5G juga terancam kejahatan siber. (Foto: Pexels/Aanete Lusina)

JAMINAN terhadap keamanan siber merupakan hal krusial di masa ini. Hal tersebut penting untuk meningkatkan kepercayaan seluruh ekosistem di era yang semakin digital dan terkoneksi. Tuntutan tersebut makin menguat seiring dengan dimulainya komersialisasi teknologi 5G.

Berkaca pada perkembangan tersebut, para pemangku kepentingan dihimbau untuk bekerja sama guna memastikan risiko keamanan 5G dapat terkendali. Selain itu, para pelaku industri penyedia layanan mobile diharapkan untuk senantiasa memenuhi dan lolos uji verifikasi keamanan perangkat jaringan berstandar tinggi yang berlaku global. Misalnya seperti Network Equipment Security Assurance Scheme atau NESAS dari GSMA. Perangkat ini mengacu pada spesifikasi jaminan keamanan atau Security Assurance Specification (SCAS) dari the 3rd Generation Partnership (3GPP).

Baca juga:

Menkominfo Ajak Masyarakat Terlibat Memperkenalkan 5G

NESAS merupakan standar tata cara penilaian keamanan siber yang ditetapkan oleh GSMA dan 3GPP dan telah diterima secara luas di dunia industri. NESAS menyediakan kerangka kerja jaminan keamanan bagi dunia industri untuk memfasilitasi peningkatan tingkat keamanan pada seluruh industri seluler. Dengan lolos evaluasi NESAS dari GSMA, dipastikan bahwa peralatan yang digunakan oleh pelaku usaha telah memenuhi ketentuan keamanan dan keandala jaringan 5G.

NESAS menggunakan uji keamanan yang mengacu pada SCAS. (Foto: Pexels/Oleg Magni)

NESAS menggunakan uji keamanan mengacu pada SCAS yang ditentukan oleh 3GPP untuk menilai keamanan perangkat jaringan. Penilaian ini juga menjadi referensi penting bagi para pemangku kepentingan seperti operator, vendor peralatan, regulator atau pemerintah, serta penyedia layanan aplikasi.

Baca Juga:

Deretan Hal Penting Tentang 5G di Indonesia

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Siburian, dalam sambutannya mengemukakan harapannya bahwa kemunculan berbagai teknologi terbaru di dunia TI seperti teknologi 5G akan memberi dampak pada meningkatnya kesejahteraan dan taraf hidup bangsa Indonesia.

"Untuk itu, risiko keamanan siber yang mungkin timbul harus dikelola dan diantisipasi dengan baik. Industri dan segenap pemangku kepentingan harus memastikan standar keamanan dalam penerapan teknologi terbaru dan memberikan jaminan keamanan terhadap kepentingan masyarakat dan bangsa Indonesia. Salah satunya dengan pemenuhan sertifikasi keamanan perangkat yang mengacu pada standar Global dan memenuhi aturan Standar Nasional Indonesia," urainya.

Risiko keamanan siber harus dikelola dengan baik. (Foto: Pexels/Sora Shimazaki)

Senada dengan Hinsa Siburian, Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Dr. Ir. Ismail M.T, juga mengatakan bahwa keamanan di ruang digital merupakan sebuah keharusan. “Aspek pengamanan juga harus menyeluruh tidak hanya di sisi infrastruktur tetapi juga aplikasi dan platform serta individu. Perlu juga untuk meningkatkan pemahaman bersama tentang tanggung jawab yang selaras, standar terpadu, dan peraturan yang jelas untuk jaminan keamanan 5G.”

"Sebagai pelaku industri, kami memandang pentingnya tata kelola dan regulasi yang jelas dan berkualitas, adaptif terhadap perkembangan teknologi, serta efektif dalam pelaksanaanya, termasuk juga dalam hal keamanan 5G. NESAS sebagai sebuah standar keamanan 5G yang diinisiasi oleh GSMA dan 3GPP bersama para pemangku industri seluler diharapkan dapat diadopsi oleh regulator sebagai solusi terkait kepentingan tersebut," SVP Network Service and Quality PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel), Arman Hazairin. (avia)

Baca Juga:

Kominfo: Beralih ke TV Digital untuk Perlancar 5G

#Teknologi #Jaringan 5G
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan