DEMAM naik sepeda yang mulai hits di awal tahun 2020 saat awal pandemi sebenarnya bukan lagi sesuatu yang baru di Indonesia. Kira-kira sejak 10 tahun yang lalu, rakyat Ibu Kota sudah mulai menggunakan sepeda sebagai moda trasportasi harian.
Selain untuk meningkatkan kesehatan tubuh demi bisa olahraga di sela kesibukan bekerja, rupanya orang-orang yang naik sepeda setiap hari juga saat itu dianggap sebagai sosok yang keren karena berani menggebrak gengsi keharusan naik mobil mentereng.
Baca Juga:
Naik sepeda juga dinilai lebih praktis dan hemat karena tidak memerlukan bahan bakar khusus selain tenaga dari si pengendaranya.Menggunakan sepeda sebagai kendaraan sehari-hari ternyata mendukung terciptanya lingkungan yang asri karena mengurangi limbah polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Tak menunggu waktu lama, pengguna sepeda pun akhirnya membeludak.
Masyarakat juga membentuk komunitas sepeda seperti Bike to Work dan Goes to School. Melihat hal tersebut pemerintah tergerak untuk menyediakan jalur di jalan raya khusus untuk lalu lalang sepeda. Jalur sepeda pertama di Jakarta yang membentang dari Jalan Mahakam sampai Jalan Melawai sepanjang 1,4 km ini diresmikan oleh Fauzi Bowo yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tanggal 22 Mei 2011.
Tentunya Jalur ini dibuat demi keselamatan para pesepeda agar tidak bertabrakan dengan pengendara roda dua dan empat. Karena meskipun sama-sama memiliki roda, kecepatan sepeda tidak bisa menyaingi motor dan mobil. Para pesepeda juga tak perlu khawatir karena sudah banyak area publik, gedung perkantoran, mall, atau sekolah yang menyediakan tempat khusus untuk parkir sepeda dengan aman. (Mar)
Baca Juga: