MerahPutih.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar melakukan monitoring program deradikalisasi di satu mitra Deradikalisasi BNPT Produksi "Calyna Candy" milik eks napi terorisme.
Termasuk 17 mitra deradikalisasi BNPT lainnya yang juga dikelola oleh Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) pada Senin (26/10).
Program deradikalisasi BNPT berada di bawah naungan Direktorat Deradikalisasi, Subdit Bina Masyarakat, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT.
Baca Juga:
Boy mengapresiasi kemampuan para eks napiter yang kini menjadi wirausaha di berbagai bidang mulai dari kuliner, peternakan, perkebunan, dan lain-lain.
"Mereka telah berhasil membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan yang bermanfaat dan bisa membantu masyarakat sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan baru, serta kembali berinteraksi di lingkungan masyarakat," jelas Boy dalam keteranganya, Senin (26/10).
Boy menjelaskan, program deradikalisasi merupakan program yang tertera dalam Undang-Undang No 5 Tahun 2018, yang artinya sudah menjadi perintah negara untuk melakukan program pembinaan bagi mantan napiter dan para penyintas.
Mantan Kapolda Papua dan Banten ini berharap agar para ikhwan lainnya dapat mengembangkan kreativitas dalam mengembangkan usaha guna membangun kesejahteraan sosial.
"Tentunya kita berharap ini akan menunjang kesejahteraan para mitra deradikalisasi yang ada di berbagai daerah dan hari ini yang ada di Jawa Timur,” ungkap Boy Rafli.

Program deradikalisasi yang selama ini dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dari hulu hingga hilir, secara menyeluruh menggandeng seluruh lapisan mulai dari masyarakat, hingga unsur pemerintah.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak memarjinalkan para mantan narapidana terorisme (napiter) dan juga keluarganya di mana mereka tinggal. Seluruh komponen masyarakat bersama instansi pemerintahan harus dapat merangkul para mantan napiter beserta para keluarganya.
Kedatangan Kepala BNPT beserta jajarannya disambut hangat oleh mantan napiter Syahrul Munif dan para ikhwan karena telah memotivasi mereka untuk lebih percaya diri setelah diberikan pelatihan dan diberikan kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan diterima di masyarakat.
Sebagai mitra deradikalisasi BNPT, Syahrul Munif menjelaskan bahwa program ini sangat bermanfaat dan memberikan kegiatan positif bagi kebaikan hidup untuk para ikhwan.
"Yang jelas kita dipantau dibimbing, diamati progresnya di tengah-tengah masyarakat, itu yang saya rasakan adanya BNPT ini, jadi saya terbantu apalagi kita mantan yang dulu istilahnya hidup sama sosialisasi masyarakat aja susah, tapi dengan adanya BNPT ini kami sangat terbantu,” tutur Syahrul Munif.
Upaya memerangi suburnya ideologi radikal terorisme yang menjadi tantangan besar kebangsaan perlu disadari bersama dan membutuhkan pergerakan kolektif dari segenap elemen bangsa.
Baca Juga:
Kepala BNPT Datangi Puluhan Eks Teroris di Yayasan yang Diinisiasi Mantan Kombatan Ali Fauzi
Terlebih radikalisme kerap mengatasnamakan agama sebagai dasar ideologi, sehingga dalam menyikapinya menuntut peran dari segenap tokoh agama dan para ulama untuk agar kebebasan umat beragama tidak tercemar oleh narasi kebencian yang dapat merusak persatuan kesatuan bangsa.
Untuk itu, usai berkunjung ke rumah produksi mitra deradikalisasi, Kepala BNPT melanjutkan kunjungannya ke Pondok Pesantren Bahrul Magfirah, Kota Malang.
Kunjungan ini sebagai bentuk kerja BNPT untuk terus mengikis paham radikal intoleran di tengah masyarakat, salah satunya di lingkungan pendidikan pondok pesantren.
BNPT memiliki beberapa program penanggulangan, salah satunya program deradikalisasi, yang sasarannya yakni para narapidana teroris (napiter) yang ada di dalam lapas maupun mantan napiter di luar lapas.
Program ini bertujuan untuk menetralkan dan membersihkan pemikiran-pemikiran radikalisme sehingga mereka bisa kembali menjadi masyakarat yang memiliki rasa cinta kepada tanah air. (Knu)
Baca Juga:
Kepala BNPT Ingatkan Ulama Wajib Perangi Paham Radikalisme dan Terorisme