Teknologi

Jadi yang Pertama, Singapura Setujui Produk Daging Buatan

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 07 Desember 2020
Jadi yang Pertama, Singapura Setujui Produk Daging Buatan
Singapura izinkan penggunaan daging buatan laboratorium.(Foto: 123RF/Anna Ivanova)

SINGAPURA baru saja menjadi negara pertama yang menyetujui produk daging yang 'tumbuh' di laboratorium. Negara pulau itu telah memberikan izin kepada Eat Just Inc yang berbasis di San Francisco untuk menjual 'ayam yang dibudidayakan' untuk digunakan dalam nugget.

Bukan rahasia lagi bahwa 'daging' nabati telah populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi bagaimana dengan daging yang dibuat di laboratorium? Teknologi itu akan segera dikonsumsi di kehidupan nyata, setidaknya di satu negara Asia Tenggara.

Singapore Food Agency (SFA) telah membebaskan daging hasil budi daya perusahaan rintisan tersebut untuk digunakan sebagai bahan dalam chicken nugget. Nugget tersebut akan dijual di restoran yang tidak disebutkan namanya. Demikian diberitakan Nytimes.com, Kamis (3/12).

BACA JUGA:

Jejak Inovasi Bali Zoo Bangkit dari Terpaan Pandemi

"Ini merupakan momen bersejarah dalam sistem pangan. Kami telah makan daging selama ribuan tahun. Setiap kali kami makan daging, kami harus membunuh seekor binatang. Sekarang tidak perlu lagi,” kata Chief Executive Eat Just Josh Tetrick kepada The New York Times.

Langkah yang diambil Singapura merupakan 'persetujuan peraturan pertama di dunia untuk produk daging yang dibudidayakan'. Hal itu diungkapkan Managing Director Good Food Institute Asia Pacific Elaine Siu. Good Food Institute merupakan sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan daging yang dibudidayakan dan pengganti produk hewani nabati.

“Siapa pun di bidang ini akan tahu bahwa ini merupakan yang pertama di dunia karena semua orang telah menunggu dan mencoba untuk melobi dan memperjuangkannya selama beberapa tahun terakhir,” tambah Siu.

Badan Pangan Singapura mengatakan telah menyetujui nugget setelah Eat Just mengirimkan penilaian keamanan ke kelompok kerja 'makanan baru' di badan tersebut. Tujuh anggota dalam badan itu ialah pakar luar di bidang ilmu pangan, toksikologi, nutrisi, epidemiologi, dan bidang lainnya. Badan tersebut memasukkan 'daging yang dibudidayakan atau berbasis sel yang ditanam di bawah kondisi terkontrol' di bawah definisi makanan baru, bersama dengan beberapa spesies alga, jamur, dan serangga.

"Kami tidak mengetahui negara lain yang telah memberikan persetujuan untuk produk daging hasil budi daya sejauh ini," kata Ginny Tan, juru bicara badan tersebut.

daging buatan
Belum ada negara lain yang memberi persetujuan. (Foto: 123RF/Anna Ivanova)

Tetrick menambahkan, restoran Singapura yang tidak disebutkan namanya akan mulai menjual produk, tetapi dia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut. Perusahaan sebelumnya mengatakan akan membutuhkan biaya US$50 atau sekitar Rp700.000 untuk membuat satu nugget. Sekarang disebutkan di situs webnya bahwa nugget akan tersedia dengan 'harga untuk ayam premium yang kamu nikmati di restoran'.

Sebelumnya, Eat Just sudah menjual produk mirip telur yang dibuat dari kacang hijau, kata Tetrick. Produk tersebut dijual di Amerika Serikat dan Tiongkok. Perusahaan tersebut berencana melakukan ekspansi ke Korea Selatan awal tahun depan.

Tetrick berharap, keputusan Singapura untuk menyetujui chicken nugget GOOD Meat dari perusahaannya akan memacu para pembuat peraturan di Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa Barat untuk bergerak lebih cepat untuk mengatur daging yang dibudidayakan di laboratorium. "Percuma jika yang kami coba lakukan untuk membuat sistem pangan lebih baik ini hanya Singapura yang memberikan persetujuan," pungkasnya.

daging
Bisnis daging telah lama dikritik aktivis hak hewan. (foto: 123RF/Liliia Khuzhakhmetova)

Bisnis daging telah lama mendapat kritik dari aktivis hak-hak hewan yang berpendapat bahwa makan daging tidak manusiawi. Industri ini telah menarik lebih banyak pengawasan dalam beberapa tahun terakhir karena dampaknya terhadap perubahan iklim.

Peternakan menyumbang sekitar 14,5% dari emisi gas rumah kaca dunia setiap tahun, kira-kira setara dengan emisi dari gabungan semua mobil, truk, pesawat terbang dan kapal. Per gram protein, ternak memiliki lebih banyak pengaruh daripada produksi daging babi, ayam atau telur, terutama karena mereka mengeluarkan metana, gas yang berpotensi untuk menghangatkan planet.(Aru)

BACA JUGA

Ubah Strategi di 2021, Trik Survive ala Warner Bros

#Kuliner #Teknologi
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan