Jadi Ibu, Perempuan akan Lebih Sehat

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 04 Oktober 2019
Jadi Ibu, Perempuan akan Lebih Sehat
Menjadi ibu membuat perempuan lebih sehat. (foto: pixabay/publicdomainpictures)

BANYAK perempuan yang memimpikan menjadi seorang ibu. Meskipun demikian, enggak mudah jadi seorang ibu. Melahirkan dan membesarkan anak membutuhkan energi dan banyak kesabaran.

Namun, di balik tantangan menjadi seorang ibu, ada banyak manfaat kesehatan yang tersimpan lo. Seperti dilansir Hellosehat, perempuan yang menjadi ibu bisa merasakan efek positif baik dalam hal kesehatan fisik maupun mental.

BACA JUGA: Ibu Menyusui, Ikuti 4 Cara Ini untuk Maksimalkan Jam Tidur

1. Menajamkan fungsi kognitif otak

girl
Interaksi dengan anak membuat ibu lebih bahagia. (foto: pixabay/5540867)


Saat hamil, seorang perempuan melewati perubahan hormon, emosi, dan mood. Perubahan itu bahkan bisa bertahan hingga setelah melahirkan.

Meskipun sering bikin perempuan jadi moody dan menyebalkan, perubahan itu ternyata membuat otak seorang ibu jadi makin berkembang.

Perubahan hormon, seperti meningkatnya estrogen, oksitosin, dan prolaktin setelah melahirkan dapat membantu seorang ibu membentuk kembali otaknya yang mengalami penurunan akibat stres dan mungkin juga depresi pascamelahirkan.

Peningkatan fungsi otak ini bisa dipengaruhi banyak hal yang kamu lakukan sepanjang masa kehamilan dan efeknya bisa bertahan dalam jangka waktu panjang. Hal-hal itu bisa berupa upaya kamu mengatur pola makan dan asupan nutrisi selama kehamilan, berolahraga saat hamil, hingga mempelajari hal-hal baru untuk mempersiapkan diri menjadi seorang ibu nantinya.

Selain itu, kebahagiaan menjadi seorang ibu serta motivasi tinggi untuk terus merawat dan menjaga buah hati tetap sehat juga tanpa disadari dapat mengembangkan aktivitas hipotalamus otak perempuan. Hipotalamus berfungsi mengatur berbagai fungsi dari tubuh, mulai dari tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh, sinyal lapar dan kenyang, hingga emosi.

Rasa cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak juga membantu mengembangkan bagian otak yang disebut substantia nigra dan amigdala. Peningkatan fungsi bagian otak itu amat terkait dengan peningkatan rasa bahagia dan kesejahteraan emosional dari menjadi seorang ibu.

Interaksi dengan anak juga membantu sang ibu untuk mengembangkan bagian otak tengah yang terkait dengan motivasi dan perilaku untuk melindungi keselamatan dan kesejahteraan anak.

2. Menurunkan risiko kanker payudara

breastfeeding
Menyusui menurunkan risiko terkena kanker payudara. (foto: pixabay/badarsk)

Salah satu tugas pertama saat menjadi ibu ialah menyusui. Momen memberikan ASI bisa menjadi tantangan, tapi memuaskan, bagi seorang ibu. Selain bisa memberikan nutrisi terbaik bagi anak, menyusui juga punya manfaat kesehatan bagi ibu.

Seperti dilansir NCBI, menyusui dapat mengurangi risiko kanker payudara. Manfaat itu didapat lewat dua dua mekanisme. Yang pertama ialah proses pembedaan jaringan payudara serta haid yang lebih jarang.

Menyusui membuat sel-sel payudara terus aktif memproduksi susu setiap waktu. Hal itu pada akhirnya akan membatasi kemampuan sel-sel payudara untuk bertumbuh menyimpang menjadi tumor.

Selain itu, salah satu komponen utama ASI, yaitu alpha-lactalbumin dan asam oleat (HAMLET), mampu membunuh sel tumor. Hal itu menjadi salah satu bukti bahwa risiko kanker payudara bisa menurun lebih rendah pada perempuan yang pernah menyusui bayinya.

Yang lebih baik lagi, perempuan yang sedang menyusui akan lebih jarang menstruasi. Pengurangan siklus ovulasi itu menyebabkan kadar hormon estrogen dalam tubuh lebih rendah. Hormon estrogen merupakan salah satu hal yang berperan memicu kanker payudara.

3. Menurunkan risiko kanker ovarium

preganant
Penundaan produksi sel telur selama hamil menjauhkan kanker ovarium. (foto: pixabay/free-photos)


Selain kanker payudara, menjadi ibu menurunkan risiko seorang perempuan kena kanker ovarium. Seperti dilansir Everyday Health, produksi sel telur mengalami penundaan selama masa kehamilan dan melahirkan.

Karena kamu tidak tidak akan menstruasi selama masa kehamilan dan melahirkan, akan terjadi penundaan produksi sel telur. Hal itu memungkinkan sel telur untuk memperbaiki diri dan mengurangi terjadinya kecacatan genetik yang bisa menyebabkan kanker.

Periset percaya bahwa semakin banyak ovulasi yang terjadi, semakin besar risiko mutasi sel yang bisa memicu sel kanker berkembang.

“Mengonsumsi pil KB juga mematikan indung telur dan menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium,” kata Audra E Timmins, MD, seorang ginekolog kandungan di Texas Children’s Pavilion for Women di Houston, seperti dilansir Hellosehat.

4. Menurunkan risiko kanker endometrium

mothers
Memiliki anak menurunkan risiko kanker endometrium. (foto: pixabay/satyatiwari)


Perempuan yang memiliki anak saat berusia 30-40 tahun berkesempatan besar untuk lebih terlindungi dari risiko kanker endometrium. Sementara itu, perempuan yang melahirkan anak terakhir setelah usia 30 tahun memiliki risiko lebih rendah terkena kanker daripada yang melahirkan anak terakhir sebelum usia 25 tahun.

Namun, wanita yang melahirkan setelah usia 40 tahun mungkin berisiko terkena penyakit itu sebesar 44%. Periset tidak yakin apa yang menyebabkan hal itu, tetapi satu teori berpendapat bahwa sel prakanker yang berada di lapisan rahim lebih sering ditemukan pada perempuan yang lebih tua, tapi akan dikeluarkan saat melahirkan.

5. Mengurangi gejala endometriosis

mother
Kehamilan dan menyusui meningkatkan kadar estrogen sehingga menjauhkan endometriosis. (foto: pixabay/stocksnap)

Enggak hanya kanker, perempuan juga dihantui penyakit endometriosis. Endometriosis adalah masalah kesehatan saat sel-sel yang melapisi rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, yaitu di derah panggul atau tuba falopi. Hal itu menyebabkan rasa sakit, perdarahan tidak teratur, hingga ketidaksuburan pada beberapa perempuan.

Gejala endometriosis dipengaruhi kadar estrogen yang rendah dalam tubuh. Bagi seorang ibu, kehamilan dan menyusui akan meningkatkan kadar estrogen sehingga bisa mencegah gejala endometriosis bertambah parah.(*)

BACA JUGA: Menghilangkan Anxiety Dengan Rutinitas Malam, Ampuhkah?

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan