Jabar Masih Kekurangan Peternak Milenial

Zulfikar SyZulfikar Sy - Sabtu, 25 September 2021
Jabar Masih Kekurangan Peternak Milenial
Peluncuran pelepasan pemasaran perdana pupuk organik limbah kotoran hewan (kohe) di Kantor KPBS Pangalengan, Kabupaten Bandung. (Foto: MP/DKPP Jabar)

MerahPutih.com - Sektor peternakan di Jawa Barat punya potensi besar. Hanya saja, sektor ini masih kekurangan peternak.

Selain itu, peternakan juga membutuhkan inovasi, teknologi, dan regenerasi. Sehingga jumlah petani milenial semakin banyak.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar Jafar Ismail mengaku, Pemprov akan terus mengembangkan sektor peternakan, termasuk meningkatkan jumlah peternak milenial.

Baca Juga:

Startup Singapura Ternak Larva Lalat Pemakan Sampah

Menurut Jafar, inovasi dan teknologi memang dibutuhkan mengingat Jawa Barat punya dua potensi besar, yaitu jumlah angka usia produktif yang tinggi serta ketersediaan lahan yang luas. Karena itu, penambahan jumlah peternak milenial perlu terus diupayakan.

Hal tersebut disampaikan Jafar Ismail saat mengunjungi kandang sapi IPDN yang dikelola oleh kelompok peternak milenial alumni Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, Kamis (24/6).

Dalam kunjungan yang diterima Wakil Dekan Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Riset Fapet Unpad Andre Rivandi Daud tersebut, Jafar mendorong fakultas tersebut berkontribusi dalam menyiapkan peternak milenial.

“Sangat tepat bila kaum milenial terjun di dunia peternakan, karena masyarakat semua dalam keadaan apa pun pasti memerlukan hasil-hasil peternakan,” kata Jafar.

Sementara itu, Andre menjelaskan, Fapet Unpad juga memiliki perhatian dalam meningkatkan jumlah peternak milenial.

Pembentukan dan pembinaan kelompok peternak milenial menjadi salah satu langkah agar lulusan Fapet Unpad dapat berkiprah di bidang industri peternakan.

“Dibentuknya kelompok peternak milenial supaya para pemuda dapat mencintai peternakan, karena bisnis peternakan tidak terlalu terpengaruh COVID-19,” kata Andre.

Peluncuran pelepasan pemasaran perdana pupuk organik limbah kotoran hewan (kohe) yang dilakukan oleh Koperasi Peternakan Susu Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan pada Lembaga Sosial Pemerhati Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam “Leuwikeris Hejo” Ciamis di Kantor KPBS Pangalengan, Kabupaten Bandung. (Foto: MP/DKPP Jabar)
Peluncuran pelepasan pemasaran perdana pupuk organik limbah kotoran hewan (kohe) yang dilakukan oleh Koperasi Peternakan Susu Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan pada Lembaga Sosial Pemerhati Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam “Leuwikeris Hejo” Ciamis di Kantor KPBS Pangalengan, Kabupaten Bandung. (Foto: MP/DKPP Jabar)

Salah satu ternak yang potensial digarap petani milenial adalah sapi perah. Untuk permodalan, baru-baru ini Pemda Provinsi Jawa Barat bersama Koperasi Peternakan Susu Bandung Selatan (KPBS) menginisiasi pemanfaatan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Bank BJB bagi petani milenial sapi perah KPBS.

Pemanfaatan DPLK Bank BJB diawali dengan pemberian buku rekening dana pensiun kepada 10 petani milenial sapi perah KPBS di kantor KPBS Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyambut baik kerja sama tersebut karena selaras dengan upaya Pemda Provinsi Jabar untuk meregenerasi petani, peternak, dan petambak, di Jabar. Terlebih di masa pandemi COVID-19, sektor penernakan relatif tidak terlalu terpengaruh.

"Kami berharap, pasca-COVID-19 ini, generasi-generasi muda tertarik di bidang peternakan agar kita punya regenerasi petani, peternak, petambak, yang datang dari generasi Z atau generasi milenial. Saya ucapkan terima kasih juga untuk penandatangan kerja sama," ucap Ridwan Kamil.

Baca Juga:

Peternak Asal Boyolali Tak Menyangka 2 Ekor Sapinya Dibeli Jokowi Rp 125,5 Juta

Ketua KPBS Pangalengan Aun Gunawan berharap dengan adanya pemanfaatan DPLK, minat generasi muda atau milenial untuk beternak semakin tinggi. Apalagi, katanya, regenerasi peternak masih menjadi persoalan.

Saat ini, jumlah peternak sapi perah yang tergabung dalam KPBS Pangelengan mencapai 4.000 orang dengan 13.000 - 14.000 ekor sapi induk. Dari jumlah tersebut, hanya 211 peternak sapi perah yang berasal dari generasi milenial.

"Salah satu permasalahan yang kami alami adalah regenerasi peternak. Sehingga sebagai solusi kami membentuk kelompok peternak sapi milenial sebagai generasi penerus peternak dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi," kata Aun.

"Jumlah peternak milenial kami saat ini berjumlah 211 orang. Jadi belum 10 persen. Kami akan tingkatkan baik pelatihan maupun penyebaran sapinya itu sendiri. Barangkali bank bjb bersedia dengan KUR-nya, kami kerja sama," imbuhnya. (Imanha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Sisa Material Abu Vulkanis Menyelimuti Boyolali, Warga Kesulitan Cari Pakan Ternak

#Peternakan #Milenial
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan