Teknologi

ITB Buat Dent-In, Pelindung Dokter Gigi dari Virus Corona

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 08 Juni 2021
ITB Buat Dent-In, Pelindung Dokter Gigi dari Virus Corona
Dokter gigi berisiko tinggi terpapar COVID-19. (Foto: Unsplash/Yusuf Belek)

TIM Biomekanika dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan pengembangan alat Dent-In. Alat itu merupakan jenis alat extraoral aerosol suction yang dapat mengurangi risiko dokter gigi dari paparan infeksi virus.

Dent-In bekerja dengan cara mengisolasi dan menghisap aerosol dari sekitar maupun berasal dari pasien selama tindakan perawatan gigi berlangsung. Dent-In sendiri merupakan akronim dari Dental Indonesia. Nama Dent-In terinspirasi dari salah satu bagian dari anatomi gigi yaitu dentin.

Baca Juga:

Fat Shaming Bisa Datang dari Siapa Saja, Termasuk Dokter

gigi
Dokter gigi yang berisiko langsung pada virus corona. (Foto: Unsplash/Quang Tri NGUYEN)

Dalam prosesnya, proyek pengembangan Dent-In didukung oleh beberapa lembaga di antaranya LPDP dan RISTEK-BRIN yang memberikan pendanaan melalui program Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19.

Alat pelindung dokter gigi dari paparan Covid-19 itu diserahkan FTMD ITB ke Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Padjadjaran (Unpad) di Aula Kampus FKG Unpad, Jumat (4/6). Penyerahan Dent-In diawali penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) oleh kedua pihak yang diwakili oleh Dekan FTMD ITB Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, MT., dan Dekan FKG Unpad Dr. drg. Dudi Aripin, Sp.KG (K) yang kemudian dilanjutkan dengan serah terima Dent-In oleh Ketua Tim Pengembangan Dent-In Dr. Satrio Wicaksono kepada Dekan FKG Unpad.

Pada awal masa pandemi COVID-19, terdapat kekhawatiran yang sangat besar yang dialami oleh para dokter gigi di seluruh Indonesia karena virus SARS-Cov-2. Sebagian besar dokter gigi tidak bisa melakukan praktiknya karena takut tertular virus melalui droplet dan aerosol dari mulut pasien saat dokter gigi melakukan tindakan.

Oleh karena itu, untuk bisa kembali melakukan praktik, dokter gigi memerlukan adanya peralatan tambahan yang dapat digunakan untuk menghisap aerosol yang terciprat dari mulut pasien, sehingga memperkecil kemungkinan penularan virus pada saat dokter gigi melakukan tindakan.

Baca Juga:

(HOAKS atau FAKTA): Menerima Donor Darah dari Orang yang Divaksin COVID-19 Bisa Berbahaya

gigi
ITB menciptakan Dent-In untuk para dokter gigi Indonesia. (Foto: dok. ITB)

Ketua Tim Pengembangan Dent-In Dr. Satrio Wicaksono, mengatakan sebenarnya sudah ada beberapa jenis peralatan medis di pasaran dengan tujuan serupa, seperti HVE (high volume evacuator) dan extraoral aerosol suction. Namun beberapa alat ini memiliki kekurangan di antaranya adalah kemampuan filter yang hanya mampu menyaring 90% partikel yang terserap oleh alat.

“Sedangkan virus SARS-CoV-2 ini memiliki ukuran yang sangat kecil dan memerlukan peralatan yang mampu menyaring partikel dengan efektivitas mencapai 99,99%. Kekurangan lainnya adalah harganya yang cukup mahal serta jumlahnya yang sedikit di pasaran,” ujar Satrio Wicaksono.

Terdapat beberapa keunggulan yang membedakan Dent-In dengan extraoral aerosol suction yang sudah ada. Salah satunya adalah terdapat hood transparan yang menyerupai personal negative chamber. Hood ini bekerja sebagai pelindung serta separator antara pasien dengan dokter gigi sehingga terdapat perlindungan tambahan serta memudahkan dokter gigi untuk bekerja karena permukaannya yang transparan.

Hood ini dilengkapi dengan lengan yang mampu digerakkan tanpa menggunakan kunci serta lampu LED yang membantu penglihatan dokter gigi. Selain itu dengan adanya hood tersebut, peletakan nozzle cup dapat diletakkan lebih tinggi, berbeda dengan extraoral aerosol suction lainnya yang sangat dekat dengan mulut pasien sehingga sedikit mengganggu pekerjaan dokter gigi.

Baca Juga:

Cegah Hipertensi dengan Gaya Hidup Sehat

gigi
Dent-In temuan ITB dipakai untuk FKG Unpad. (Foto: dok. ITB)

“Dent-In didesain untuk memudahkan pekerjaan dokter gigi dengan desainnya yang user friendly dan menyesuaikan kebutuhan dan kenyamanan dokter gigi saat bekerja. Terdapat pula pengendali jarak jauh dengan pengaturan tiga kecepatan motor untuk mengatur daya hisap alat terhadap aerosol untuk memudahkan pekerjaan,” jelasnya.

Dent-In bekerja melalui beberapa tahap. Pengisapan dilakukan oleh vacuum blower yang menghisap udara di sekitar mulut pasien melalui nozzle cup. Lalu udara tersebut dialirkan pada ruangan yang berisi filter HEPA untuk melakukan penyaringan partikel.

Filter HEPA yang digunakan adalah jenis HEPA H14 yang memiliki efektivitas penyaringan sebesar 99,99%. Udara yang telah melalui filter masuk pada vacuum blower dan keluar ruangan yang disinari oleh sinar UV untuk disterilisasi sebelum keluar dari alat untuk menghasilkan udara bersih.

“Sampai saat ini, sudah terdapat tiga prototip yang sudah diproduksi. Salah satu prototip telah diserahkan kepada FKG Unpad dan dua lainnya sedang dalam tahap pengujian dan pengembangan,” tambahnya.

Harapannya, Dent-In dapat diproduksi secara massal dan dapat diperjualbelikan dengan harga terjangkau. Selain itu dengan adanya Dent-In, dokter gigi dapat melakukan pekerjaannya secara maksimal tanpa perlu takut dengan penyebaran virus yang terdapat pada aerosol maupun droplet seperti virus SARS-CoV-2 ataupun virus lainnya. (Imanha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Liburan, ini 5 Langkah Jaga Imun si Kecil

#Dokter Gigi #Gigi #COVID-19 #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love
Bagikan