Istana Sebut Pesan Jokowi Terkait Penceramah Radikal Bukan Mengada-ada Jokowi saat berinteraksi bersama santri Pondok Pesantren Assunniyah, Kencong, Jember, Sabtu (12/8) malam. (Biro Pers Setpres)

MerahPutih.com - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penceramah radikal yang disampaikan dalam rapat pimpinan TNI -Polri beberapa pekan lalu memunculkan pro dan kontra. Terlebih setelah daftar nama penceramah yang dinilai radikal beredar di sosial media.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Rumadi Ahmad menyayangkan terjadinya polemik tersebut. Sebab, kata dia, apa yang disampaikan Presiden faktual dan bukan mengada-ada.

"Pernyataan Presiden sangat jelas. Tidak ada yang simpang siur, karena masalah radikalisme ini hal yang faktual, bukan mengada-ada," kata Rumadi, di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (9/3).

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA] Jokowi Lantik HRS Jadi Menteri Agama Gantikan Gus Yaqut

Rumadi juga memastikan, pemerintah tidak pernah merilis daftar nama penceramah yang dianggap radikal. Untuk itu, ia minta masyarakat tidak terpancing dengan informasi yang belum jelas sumbernya.

"Saya tidak tahu dari mana asalnya. Yang jelas pemerintah tidak pernah menyebutkan soal nama," tegas Rumadi.

Baca Juga:

20 Rider MotoGP Ikuti Parade di Jakarta, lalu Bertemu dengan Jokowi

Menurutnya, yang terpenting saat ini bagaimana masyarakat bisa lebih hati-hati dan selektif dalam mengundang penceramah, dan tidak lagi memperdebatkan soal ciri apalagi nama.

"Apa yang disampaikan Bapak Presiden adalah pesan untuk semua kelompok, agar lebih hati-hati dalam mengundang penceramah. Bukan memperdebatkan soal ciri atau nama," pungkas Rumadi. (Pon)

Baca Juga:

Gibran Jalani Tes PCR Sebelum Dampingi Jokowi Hadir Dies Natalis UNS

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
293 Ribu Guru Honorer Sudah Jadi ASN Lewat Program ASN PPPK
Indonesia
293 Ribu Guru Honorer Sudah Jadi ASN Lewat Program ASN PPPK

Presiden RI Joko Widodo meminta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) untuk mencari solusi terhadap kepegawaian tenaga honorer di daerah.

Mantan Bos hingga Petinggi ACT Kembali Diperiksa Bareskrim
Indonesia
Mantan Bos hingga Petinggi ACT Kembali Diperiksa Bareskrim

Pengurus dan mantan petinggi ACT menjalani pemeriksaan lanjutan pada hari Selasa (12/7) ini.

Listrik Istana Kepresidenan Sudah Gunakan EBT
Indonesia
Listrik Istana Kepresidenan Sudah Gunakan EBT

Penggunaan listrik dari EBT juga sekaligus sebagai langkah menghadapi perubahan iklim dan mewujudkan transisi energi bersih sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kemendagri Percepat Pendataan Disabilitas dan Komunitas Adat Terpencil
Indonesia
Kemendagri Percepat Pendataan Disabilitas dan Komunitas Adat Terpencil

Kementeria Dalam Negeri berupaya memberikan hak-hak sipil terutama pemenuhan dokumen kependudukan bagi komunitas penyandang disabilitas dengan "jemput bola".

Jokowi Sambut Baik Minat Sektor Swasta Malaysia Terkait IKN Nusantara
Indonesia
Jokowi Sambut Baik Minat Sektor Swasta Malaysia Terkait IKN Nusantara

Jokowi menyambut baik ketertarikan investor Malaysia terhadap IKN Nusantara

Partai Buruh Tolak Kenaikan UMP DKI Tahun 2023 Jadi Rp 4,9 Juta
Indonesia
Partai Buruh Tolak Kenaikan UMP DKI Tahun 2023 Jadi Rp 4,9 Juta

UMP DKI Jakarta tahun 2023 sebesar 5,6 persen atau setara dengan Rp 4.901.798 dari sebelumnya 2022 senilai Rp 4.641.854.

Penumpang Bandara Ngurah Rai Melonjak hingga 275 Persen
Indonesia
Penumpang Bandara Ngurah Rai Melonjak hingga 275 Persen

Bandara Bali melayani sebanyak 6,918 juta penumpang baik domestik maupun internasional sepanjang Januari-Agustus 2022.

Istri Moeldoko, Koesni Harningsih Meninggal Dunia
Indonesia
Istri Moeldoko, Koesni Harningsih Meninggal Dunia

Istri tercintanya, Koesni Harningsih, meninggal dunia pada Minggu (12/3) pukul 04.49 WIB.

DPR Tagih Keseriusan Pemerintah Tangani Kasus Gagal Ginjal Akut
Indonesia
DPR Tagih Keseriusan Pemerintah Tangani Kasus Gagal Ginjal Akut

Dua kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA) kembali muncul. Kali ini di Jakarta dengan satu kasus, meninggal dunia dan satu dalam perawatan di RSCM Jakarta.

Indonesia Mengajar Tampik Soal Stigma Buruk Pendidikan
Indonesia
Indonesia Mengajar Tampik Soal Stigma Buruk Pendidikan

Pendidikan di Indonesia Timur tak asing dengan image negatif seperti susahnya akses jalan, minimnya fasilitas, dan rintangan budaya yang sulit dilawan.