MINAT masyarakat untuk melakukan pendanaan melalui financial technology (fintech) lending terus meningkat di masa pandemi. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian Investree yang telah mencetak pertumbuhan lender sebesar 38 persen year-over-year (YOY) terhitung sejak 2020-2021.
Sepanjang 2021, terdapat 2.948 lender perempuan yang aktif mendanai berbagai macam produk pendanaan, mulai dari pendanaan pinjaman, reksa dana, maupun Surat Berharga Negara Elektronik (e-SBN). Hal tersebut menunjukkan ketertarikan juga kesadaran di Indonesia untuk menambah imbal hasil melalui aktivitas pendanaan sudah semakin tinggi dan diimplementasikan pada platform alternatif berbasis digital.
Baca juga:
Bingung Biayai Anak Masuk Sekolah? Investree Menyediakan Pinjaman Karyawan
Menilik kondisi nasional sekarang, Buku Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan outstanding pinjaman mencapai 95 persen YOY. Peningkatan ini mencerminkan tingginya minat masyarakat dalam memberikan pendanaan melalui fintech lending.

Dalam rangka memeringati Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada Selasa (8/3), Investree mengapresiasi kontribusi lender perempuan terkait keikutsertaan mereka dalam merealisasikan upaya memajukan pelaku UMKM agar tetap tangguh.
"Saat ini jumlah lender aktif di Investree ada lebih dari 24 ribu, 35 persennya atau sebanyak 8.528 terdiri dari lender aktif perempuan. Angka itu terus bertambah karena semakin ke sini, tren pendanaan oleh perempuan kian meningkat diikuti oleh beragamnya layanan yang dapat diakses secara mudah dan cepat," kata Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi, dalam keterangan resminya, Selasa (8/3).
Baca juga:
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan perempuan tertarik melakukan pendanaan adalah variasi instrumennya, seperti mendanai pinjaman, investasi reksa dana, atau membeli e-SBN.
"Secara YOY, terdapat peningkatan jumlah Lender perempuan yang membeli produk e-SBN tumbuh dari 46 persen menjadi 51 persen. Jadi, peran serta lender perempuan sangat nyata," lanjutnya.
Untuk mendanai kontribusi lender perempuan di platformnya, pionir fintech lending yang telah berekspansi ke Filipina dan Thailand ini bertekad untuk memperluas edukasi dan literasi tentang pendanaan fintech lending. Targetnya adalah perempuan dengan anek profesi, baik yang sekolah, bekerja, atau ibu rumah tangga.
Berinvestasi atau melakukan pendanaan sangat bermanfaat untuk mewujudkan tujuan jangka panjang yang mungkin dimiliki oleh perempuan sebagai roda penggerak ekonomi keluarga. Dan mendanai melalui platform fintech lending bisa menjadi alternatif atau solusi bijak. Yang penting, pilih yang sudah terdaftar atau berizin di OJK. (and)
Baca juga: