SEORANG perempuan berambut pirang hendak memotong apel dengan sebuah pisau buah warna hitam. Namun, tiba-tiba pasangannya meraih pisau itu dan menusuknya serta seorang gadis yang duduk di dekat mereka hingga tewas.
Adegan itu sebenarnya tidak benar-benar terjadi. Itu hanya muncul di otak perempuan tadi ketika ia memandang sebilah pisau di film pendek bertajuk Intrusive Thoughts pada kanal YouTube Rebecca Chiafullo. Pikiran ini disebut sebagai intrusive thoughts, seperti judul filmnya.
Diberitakan Healthline, intrusive thoughts adalah sebuah pikiran acak yang mendadak muncul di otak ketika kita melakukan sesuatu dan biasanya tidak menyenangkan. Sebenarnya pikiran ini tidaklah berbahaya selama kita menyadari itu hanya terjadi di dalam otak dan tidak berusaha diwujudkan dalam dunia nyata. Namun, jika seseorang mulai kesulitan mengendalikan pikiran dan selalu ingin mewujudkannya, maka hal ini bisa jadi hal yang serius.
Secara garis besar, pikiran ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Misalnya tentang infeksi bakteri, tindak kekerasan dan agresif, melakukan tugas dengan salah, berbuat tindakan tak bermoral, tindakan seksual, dan bertindak aneh di hadapan publik.

Intrusive thoughts biasanya muncul secara tiba-tiba dan hilang begitu saja. Meski ini hal yang wajar, tetapi pikiran seperti ini biasanya tidak sering hadir. Hanya sesekali dalam beberapa bulan saja. Namun, bagi beberapa orang yang menderita penyakit trauma otak, demensia, dan Parkinson, kondisi ini lebih rentan terjadi kepada mereka.
Jika mulai merasa tidak nyaman dengan kehadiran intrusive thoughts, ada sejumlah cara yang dapat dicoba untuk menghindarinya menghantui pikiranmu. Pertama adalah terapi cognitive behavioral. Ketika melakukan terapi ini, kamu akan dipandu oleh seorang terapis untuk membantumu merasa lebih tenang. Terapis juga akan membantumu mencari hal yang bisa memicu munculnya intrusive thoughts.
Kedua adalah dengan obat-obatan. Namun, hal ini harus dengan panduan, pengawasan, dan resep dari dokter, ya. Sebab, biasanya obat baru akan diberikan untuk pasien yang kondisinya sudah lebih parah misalnya OCD atau PTSD.

Terakhir adalah dengan self-care. Sosok yang paling mengerti isi pikiran adalah diri sendiri. Dengan sesi self-care, kamu bisa lebih memahami apa yang memicu pemikiran ini dan bagaimana cara mengatasi supaya pikiran itu tak berubah jadi perbuatan nyata. (mcl)