SISTEM deteksi milik perusahaan keamanan siber Kaspersky, menemukan ratusan ribu berkas berbahaya beredar di internet setiap hari di sepanjang tahun 2021. Hal tersebut dipaparkan oleh pakar keamanan Kaspersky Denis Staforkin. Menurutnya kejadian tersebut sangat tak terduga.
"Ini memang tidak terduga, aktivitas online masih tinggi karena kerja jarak jauh diadopsi di seluruh dunia," jelas Denis Staforkin, seperti yang dikutip dari laman Antara.
Baca Juga:

Sistem di Kaspersky mendapati rata-rata ada 380 ribu berkas berbahaya setiap hari selama 12 bulan terakhir. Jumlah tersebut 20 ribu lebih banyak dibanding temuan tahun lalu.
Sebagian besar ancaman terjadi lewat berkas WindowsPE, yang merupakan format berkas untuk sistem operasi Windows. Kaspersky mendapati ancaman tersebar melalui sistem operasi Linux meningkat dibanding periode sebelumnya. Kaspersky mendeteksi pertumbuhan 57 persen melalui linux.
Lebih dari separuhnya atau 54 persen, ancaman disebarkan melalui berkas berupa Trojan yang tidak dikenal. Saat banyak jenis ancaman yang volumenya menurun di 2021, Trojan Dropers justru meningkat 2,24 persen dibanding 2020.
Malware Trojan Droppers dikabarkan sangat berbahaya, karena bisa mengirimkan malware lainnya yang lebih canggih pada perangkat seseorang.
Baca Juga:
Malware dan Peretas Mengancam di Balik Aplikasi Kencan

Penyebaran berkas berbahaya itu merupakan dampak dari aktivitas pada jaringan yang semakin banyak. Karena, semakin banyak aktivitas yang dilakukan secara dalam jaringan maupun online, semakin banyak pula perangkat yang digunakan.
Apabila perangkat yang terkoneksi ke internet semakin banyak, maka semakin luas ancaman dan serangan.
Guna mengatasi hal tersebut, perlu ada peningkatan literasi digital. Hal itu agar masyarakat tak sembarang mengklik tautan dari sumber yang tidak dikenal, serta tidak mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak resmi.
Selain itu, pengguna perangkat pun mesti waspada bila ada perintah untuk mematikan sistem keamanan software, khususnya pada gadget yang digunakan untuk bekerja. (ryn)
Baca Juga:
Terdapat 'Celah' Pada Tiktok yang Bisa dimanfaatkan oleh Peretas