SIAPA sangka instalasi seni termahal di dunia ternyata dibuat dari kertas. Beberapa waktu lalu, Natural Light Beer, perusahaan bir asal AS memamerkan sebuah karya seni dalam upaya memusatkan perhatian publik mengenai kenaikan biaya kuliah serta dampak dari hutang perguruan tinggi. Untuk itu, mereka membuat objek seni dengan menggunakan ribuan ijazah mahasiswa.
Berjudul Da Vinci of Debt, karya itu terbuat dari 2.600 ijazah asli para lulusan perguruan tinggi di seluruh negeri. Meskipun hanya terbuat dari lembaran kertas, namun hal tersebut justru menjadikan instalasi ini sebagai yang termahal di dunia. Sebab lembaran itu merupakan sebuah bukti yang didapatkan dari biaya empat tahun berkuliah. Demikian seperti dilansir dari laman Travel and Leisure.
Baca juga:
Menurut Natural Light, nilai Da Vinci of Debt berasal dari total biaya rata-rata pendidikan universitas selama empat tahun. Itu berarti 2.600 ijazah yang dipakai bernilai kurang lebih US$470 juta atau kurang lebih setara dengan Rp6,6 triliun. Jadi tidak mengherankan kalau Da Vinci of Debt disebut-sebut sebagai karya seni termahal di dunia saat ini.

Bukan karena bahan atau material yang digunakan, melainkan substansi dan cerita di baliknya. Bahkan karya ini mengalahkan harga karya seni termahal yang pernah dijual di pelelangan umum. Sebelumnya pada 2017 silam, Lukisan Da Vinci berjudul Salvator Mundi berusia 600 tahun laku terjual seharga US$450 juta (Rp6,3 triliun).
Baca juga:
Ketika Ilustrasi Fotografi Berpadu dengan Potongan Kertas Tradisional Jepang
Dalam sebuah pernyataan, Wakil Presiden Value Brands di Anheuser-Busch, Daniel Blake, mengatakan bahwa dunia seni dipenuhi dengan label harga yang tidak masuk akal. "Itulah yang menjadikannya media sempurna untuk kampanye ini. Ini adalah analogi yang sangat pas untuk menggambarkan biaya tinggi empat tahun berkuliah," terang Blake. Harapannya, Da Vinci of Debt dapat menginspirasi tindakan di sekitar krisis utang perguruan tinggi dan mendorong lebih banyak penggemar untuk mendapatkan kesempatan membayar pinjaman mahasiswa mereka.

Instalasi tersebut memperlihatkan ijazah bergelantungan di udara. Dibuat seolah-olah angin kencang baru saja menyebarkan ribuan kertas ke seluruh ruang seluas enam ribu kaki persegi di Vanderbilt Hall Grand Central Terminal. Desain unik ini dimaksudkan untuk mengilustrasikan skala hutang pinjaman mahasiswa yang melumpuhkan. Serta menyinggung dampak kacau yang ditimbulkan utang perguruan tinggi bagi mereka yang dibebani olehnya.
Selain menciptakan pameran penuh makna, perusahaan bir itu juga menempatkan uangnya dalam program Bantuan Utang Natural Light College yang telah diluncurkan sejak 2018 lalu. Setiap tahun, program ini menyediakan US$1 juta (Rp14,1 juta) untuk membantu mahasiswa dan sarjana yang terbebani pinjaman. Menurut rencana, perusahaan bahkan akan menjual karya seni baru itu kepada penawar tertinggi untuk mengumpulkan dana guna membantu lebih banyak lulusan. (Sam)
Baca juga: