KEMENTERIAN ESDM melalui Ditjen EBTKE mencatat implementasi PLTS Atap hingga bulan Mei 2021 telah digunakan oleh 3.781 pelanggan. Jumlah tersebut meningkat drastis terutama pada bangunan industri.
Oleh karena itu, Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA), yang kini memasuki usia ke-4 terus digaungkan. Gerakan ini melibatkan pemerintah, asosiasi, pihak swasta, investor serta seluruh komponen masyarakat untuk mempercepat target pencapaian bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.
Baca Juga:
Salah satu upaya yang telah dilakukan yakni mendorong penggunaan PLTS Atap di berbagai jenis bangunan milik pemerintah, pabrik industri, bangunan komersial hingga ke pelanggan komersial.
Kementerian ESDM melalui Ditjen EBTKE mencatat, penggunaan energi terbarukan selama lima tahun terakhir cenderung meningkat. Penggunaan PLTS Atap saja yang saat ini difokuskan oleh pemerintah dalam pengembangan EBT meningkat drastis dibandingkan pemanfaatan PLTS Atap pada November 2018 yang hanya sebesar 592 pelanggan.
Selain karena potensinya yang besar, pemerintah juga menilai pengembangan PLTS dapat mempercepat target bauran EBT karena pembangunannya cepat, teknologi yang kian mutakhir, dan biayanya semakin ekonomis.
Chrisnawan Anditya, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM mengatakan pengembangan energi terbarukan difokuskan kepada instalasi cepat dan biaya produksi yang bersaing, salah satunya yakni PLTS Atap.
"Kami terus berupaya dalam meningkatkan penggunaan tenaga surya dengan menyusun Rancangan Peraturan Menteri (Permen) ESDM yang ramah bagi pengguna PLTS Atap, salah satu yang diatur adalah memperluas penggunaan PLTS Atap dan meningkatkan nilai keekonomian PLTS Atap," ujarnya dalam acara Refleksi empat tahun GNSSA : Perkembangan dan tantangan menuju target tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Xurya Daya
Baca Juga:
Upaya pemerintah tersebut tentu mendapat dukungan dari berbagai pelaku industri yang bergerak di bidang pengembangan tenaga surya. Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa mengungkapkan potensi energi surya di Indonesia yang melimpah dapat dimanfaatkan dengan baik apabila didukung oleh regulasi yang ramah bagi pelanggan PLTS Atap.
"Peminat PLTS Atap terutama dari kalangan industri sudah mulai meningkat. Minat ini akan terus tumbuh seiring dengan munculnya kesadaran industri untuk menghasilkan green product dengan mengoptimalkan konsumsi listrik dari energi terbarukan," ujar Fabby.
Saat ini, penggunaan PLTS Atap juga semakin diminati oleh pelaku industri karena adanya kecenderungan konsumen untuk mengkonsumsi produk hijau yang harus dipenuhi industri, salah satunya dari penggunaan sumber energi bersih PLTS. Tidak hanya perusahaan global yang mulai memperhatikan penggunaan listrik bersih untuk operasionalnya, perusahaan lokal juga mengikuti penerapan ini.
Eka Himawan, Managing Director PT Xurya Daya Indonesia mengatakan Tingginya minat pelaku industri terhadap instalasi PLTS Atap juga seiring dengan meningkatnya konsumsi produk hijau melalui penggunaan energi listrik dari pembangkit EBT. "Kini konsumen juga semakin kritis terhadap produk yang dikonsumsinya, apakah proses produksi dan operasionalnya memiliki dampak yang merugikan bagi lingkungan atau tidak," paparnya. (ikh)
Baca Juga: