Inilah Asal Usul dan Sejarah Mudik Lebaran

Muchammad YaniMuchammad Yani - Jumat, 16 Juni 2017
Inilah Asal Usul dan Sejarah Mudik Lebaran
Ilustrasi bus mudik. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

BAGI para perantau, lebaran menjadi salah satu alasan untuk pulang ke kampung halamannya atau biasa disebut mudik. Hampir setiap tahun, ribuan bahkan jutaan orang rela berdesak-desakan atau menghadapi macet panjang agar bisa bertemu sanak saudara saat hari Raya Idhul Fitri.

Tradisi mudik lebaran memang sangat unik dan jarang ditemukan di negara lain. Biasanya tradisi ini dimulai seminggu sebelum lebaran, meskipun ada juga perantau yang memilih mudik pada hari lebaran dengan alasan menghindari macet.

Menariknya, mudik khusus diberikan untuk momen pulang kampung saat lebaran. Sedangkan pada hari lain pulang kampung tidak disebut mudik. Lalu sejak kapan tradisi mudik dimulai?

Berdasarkan data yang didapat merahputih.com dari berbagai sumber, mudik adalah tradisi yang dilakukan para petani Jawa di Zaman Kerajaan Majapahit. Saat itu mudik tak ada kaitannya dengan lebaran.

Sepasang suami istri yang menjadi peserta mudik gratis Kementerian Perhubungan masih mengenakan helm kendaraan roda dua saat ingin memasuki gerbong kereta, Rabu (29/6). (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

Dalam bahasa Jawa ngoko, mudik adalah singkatan dari "mulih dilik" yang artinya pulang sebentar saja. Namun seiring berjalannya waktu, mudik diartikan sebagai "mulih udik" atau pulang kampung.

Meski kata mudik sudah dikenal lama, tradisi ini mulai populer di era tahun 1970-an. Saat itu banyak orang desa yang berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk mengadu nasib. Pasalnya, di masa itu Jakarta sedang mengalami masa pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat.

Selain itu pemberitaan di media setiap lebaran pun membuat mindset di masyarakat bila mudik saat lebaran adalah suatu hal yang wajib.

Sama seperti Jakarta, masyarakat desa yang bekerja di kota lainnya juga melakukan tradisi mudik. Mereka mencoba mengobati rasa rindu kampung halaman saat hari raya umat Muslim itu.

Selain artikel ini Anda juga bisa baca Rekam Jejak Jin Bun, Raja Islam Berdarah Tionghoa

#Mudik
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu
Bagikan