Ini yang Ditakutkan Pemerintah ketika Seseorang Tak Ikuti Anjuran Tinggal di Rumah

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 13 April 2020
Ini yang Ditakutkan Pemerintah ketika Seseorang Tak Ikuti Anjuran Tinggal di Rumah
Ilustrasi - Warga melintas di depan mural tentang pandemi COVID-19 di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (10/4/2020). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/wsj.

MerahPutih.com - Juru Bicara pemerintah penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, menjelaskan soal ciri-ciri virus yang sering bermutasi.

Menurut Yurianto, sifat virus Corona ini adalah mampu berkembang biak dengan cara memecah diri, mereplika diri sendiri, dan seringkali bermutasi.

Baca Juga:

Dua Warga Dinyatakan Positif COVID-19, Bupati Sragen Tetapkan KLB

"Ini sangat rentan apabila orang yang tidak patuh untuk tetap tinggal di rumah, terpapar berulang-ulang, oleh pembawa virus yang lain," kata Yuri kepada wartawan di BNPB, Jakarta Timur, Senin (13/4).

Yuri menjelaskan, jumlah virus yang menginfeksi seseorang bisa berpengaruh pada gejala yang nantinya timbul.

Secara klinis, gambaran viral load jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh ini akan berpengaruh terhadap keluhan klinisnya.

"Semakin banyak virus yang masuk ke dalam tubuh kita, maka akan semakin berat gejala fisik yang muncul," tuturnya.

Ia kembali menegaskan agar masyarakat menjalani aturan yaitu diam di rumah. Hal ini pun guna menekan penyebaran virus corona di Indonesia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 di Indonesia, Achmad Yurianto, Minggu, (12/4/2020). ANTARA/HO/HUMAS BNPB/M Arfari Dwiatmodjo/pri.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 di Indonesia, Achmad Yurianto, Minggu, (12/4/2020). ANTARA/HO/HUMAS BNPB/M Arfari Dwiatmodjo/pri.

Warga yang tak mematuhi anjuran pemerintah dikhawatirkan membawa virus corona kepada kelompok yang rentan.

Kelompok yang dimaksud Yuri-sapaan akrab Yurianto-itu misalnya orang tua atau yang sudah lanjut usia.

Kalau ini kena lansia, orang tua disertai penyakit bawaan pada kasus hipertensi diabetes, maka dengan cepat, kondisi memburuk. Ini berkontribusi terhadap penyebab kematian.

"Mari lindungi mereka," kata Yurianto.

Yuri meminta masyarakat tak keluar rumah, apalagi jika tidak melakukan hal-hal yang mendesak. Ia menganjurkan agar masyarakat selalu menggunakan masker untuk mencegah corona.

"Mari lindungi yang rentan dengan cara jangan keluar rumah. di rumah saja. Kalau ada yang penting enggak bisa ditinggalkan, gunakan masker dan batasi di luar rumah, secepatnya kembali," ujar Yuri.

Sementara, ia mengatakan kasus sembuh paling banyak berasal dari Provinsi DKI Jakarta, yakni 142 orang. Meski demikian, tidak ada penambahan pasien yang sembuh di Ibu Kota Negara hari ini.

Baca Juga:

PPP: Permenhub Soal Ojol Buktikan Koordinasi Pemerintah Lemah

Selain itu, jumlah pasien yang sembuh terbanyak berada di Provinsi Jawa Timur, yakni 73 orang. Kemudian di Sulawesi Selatan, 31 orang dinyatakan sembuh.

Pasien yang sembuh juga terdapat di Jawa Barat (22), Bali (20), Sumatera Utara (9), Kalimantan Tengah (8), Banten (7), Sumatera Barat (7). Kemudian, ada pasien yang telah pulih di Yogyakarta (6), Kalimantan Timur (6), Papua (5), Aceh (4), Sumatera Selatan (4), Kalimantan Barat (3).

Sebanyak dua pasien yang telah dinyatakan sembuh masing-masing berada di Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah. Ada satu pasien yang dinyatakan sembuh masing-masing di Sulawesi Tenggara, Lampung, Riau, Maluku Utara, Maluku, dan Sulawesi Barat.

Adapun, tambahan pasien yang dinyatakan sembuh pada hari ini berasal dari Aceh (3), Bali (1), Jawa Barat, (3), Jawa Timur (5), Kalimantan Tengah (1), Sulawesi Utara (1), Sumatera Utara (1), dan Sulawesi Selatan (6). (Knu)

Baca Juga:

Data Pemprov DKI, 36.963 orang Rapid Test Corona 1.203 Dinyatakan Positif

#Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan