Ini Perbedaan KRL Yogya-Solo dengan KRL Jabodetabek


Krl Yogya-Solo di Stasiun Tugu Yogyakarta. Foto: MP/Teresa Ika
MerahPutih.com - Kereta rel listrik (KRL) relasi Yogyakarta-Solo mulai beroperasi untuk penumpang umum pada Rabu (10/2).
Sekilas KRL Yogya-Solo tak jauh berbeda dengan commuter line Jabodetabek. Namun, terdapat sejumlah perbedaan di antara keduanya.
Baca Juga
1. Jumlah gerbong dan Daya Tampung
Satu rangkaian KRL Yogya-Solo hanya terdiri dari 4 set atau 4 gerbong. Sementara KRL Jabodetabek mencapai 8 hingga 10 gerbong.
Daya tampung KRL Yogya-Solo di masa non pandemi lebih dari 200 orang per kereta dengan 20 rute perjalanan. KRL ini hanya melewati 11 stasiun di wilayah Yogyakarta-Klaten-Solo.
Sementara KRL Jabodetabek mampu mengangkut 2400 orang perkereta hingga 1,2 juta orang perhari. Ada ratusan stasiun yang dilintasi kereta ini.

2. Tak ada gerbong wanita
PT KAI tidak menyiapkan gerbong khusus wanita pada KRL Yogya- Solo lantaran jumlah gerbong yang terbatas. Selain itu VP Corporate Secretary KAI Anne Purba menjelaskan sebagian besar pengguna kereta api jarak dekat diwilayah Daop VI adalah laki-laki.
KRL Jabodetabek memiliki gerbong khusus wanita. Gerbong ini terdapat di rangkaian gerbong pertama dan gerbong terakhir. Tujuannya untuk menghindari tindakan tidak menyenangkan pada wanita.
3. Aturan soal lansia
Selama masa pandemi berlangsung para lansia dilarang untuk naik KRL Jabodetabek di waktu-waktu kerja atau sibuk.
VP Corporate Secretary KAI Anne Purba menjelaskan lansia termasuk dalam kelompok rentan. Peraturan ini untuk mencegah penularan COVID-19 pada lansia.
Sementara, di KRL Yogya- Solo lansia masih diperbolehkan untuk naik di jam-jam sibuk dan jam kantor.
"Di Yogyakarta dan sekitar lansia masih banyak yang produktif dan aktif bekerja. Maka kami menyediakan aturan pelarangan bagi lansia," kata Ane.
4 Jeda Waktu
Pengguna KRL Yogya Solo tidak sebanyak KRL Jabodetabek. KRl Yogya- Solo juga belum jadi transportasi utama warga di Yogyakarta dan sekitar. Sehingga jeda waktu antar kereta KRL Jogja Solo rata-rata 1 jam. Dalam sehari hanya ada 20 kali perjalanan dari Yogyakarta- Solo.
Sementara KRL Jabodetabek sudah menjadi transportasi utama bagi para warga. Dalam sehari ada lebih dari 20 kali perjalanan yang diampu oleh KRL Jabodetabek. Jeda waktu antar kereta pun sangat dekat paling cepat dua menit.
Jam operational KRL Yogya-Solo jauh lebih sedikit. Keberangkatan Kereta dari Stasiun Tugu Yogyakarta dan Solo balapan dimulai pukul 05.15 WIB dan terakhir pukul 19.10 wib. Sementara KRL Jabodetabek dimulai pukul 03.00 WIB dan berakhr pukul 23.30 WIB.
Di samping sejumlah perbedaan tersebut , KRL Yogya-Solo memiliki banyak persamaan dengan KRL Jabotabek. Diantaranya mekanisme pembayaran dengan menggunakan uang digital berupa Kartu Multi Trip (KMT) dari KAI Commuter maupun kartu uang elektronik dari bank.
KMT telah dijual di seluruh stasiun KRL dengan harga Rp30.000 sudah termasuk saldo Rp10.000. Tarif satu kali perjalanan KRL adalah Rp8.000,- (tarif flat).

Seluruh penumpang di dalam kereta wajib menggunakan masker, di cek suhu tubuh, mencuci tangan, menjaga jarak serta dilarang untuk berbicara atau makan dan minum selama perjalanan. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca Juga
KRL Yogyakarta-Solo Mulai Beroperasi Minggu Depan, Ini Jadwalnya
Bagikan
Patricia Pur Dara Vicka
Berita Terkait
Antisipasi Lonjakan Penumpang Libur Panjang, KRL Solo-Yogja Tambah 6 Perjalanan

Animo Penumpang Tinggi, Perjalanan KRL Solo-Yogya dan KA Banyu Biru Diusulkan Ditambah

Libur Panjang, 39.675 Penumpang Naik KRL Solo-Jogja

Lebaran, Penumpang KRL Solo-Jogja Naik 130 Persen
