Ini Lis Realokasi Anggaran UN Rp405 M untuk COVID-19, tak Ada Insentif Guru Honorer

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 26 Maret 2020
Ini Lis Realokasi Anggaran UN Rp405 M untuk COVID-19, tak Ada Insentif Guru Honorer
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian (Antara/ist)

MerahPutih.com - Sehubungan dengan adanya wabah COVID-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan melakukan realokasi anggaran untuk turut menanggulangi hal tersebut. Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam keterangan persnya Selasa, (24/3).

“Berbagai macam realokasi anggaran, sesuai arahan Pak Presiden, itu sedang dilakukan di Kemendikbud. Dan kami sedang berkoordinasi dengan DPR untuk melaksanakan hal tersebut," ujar Nadiem.

Baca Juga:

Banyak Layani Pasien Mengeluh Corona, RSUD Tarakan Kekurangan APD

Dihubungi secara terpisah, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian membenarkan rencana tersebut. Ia menyatakan, fokus APBN saat ini adalah untuk pencegahan dan penganggulangan penyebaran COVID-19.

“Total realokasi anggaran yang diajukan adalah Rp405 miliar. Jumlah itu berasal dari anggaran UN yang tidak jadi dilaksanakan, efisiensi perjalanan dinas, juga program-program lain yang tidak mendesak,” kata dia, Kamis (26/3).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. ANTARA/Dokumen
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. ANTARA/Dokumen

Lebih lanjut, Hetifah menjelaskan, realokasi anggaran tersebut paling besar ditujukan untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas rumah sakit pendidikan.

“Sekitar Rp250 miliar ditujukan untuk menyiapkan 13 RS pendidikan rujukan dan 13 fakultas kedokteran menjadi test center Covid-19. Juga meningkatkan kapasitas RS pendidikan untuk menampung dan menangani pasien COVID-19,” paparnya.

Hetifah yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, saat ini, hal tersebut sangat mendesak untuk dilakukan mengingat jumlah pasien terjangkit yang terus bertambah.

“Jika rumah sakit pendidikan dapat diberdayakan, tentu dampaknya akan signifikan. Kita juga upayakan agar kapabilitas SDM RS pendidikan dan fakultas kedokteran bisa ditingkatkan untuk menangani wabah ini,” jelasnya.

Baca Juga:

Anies Prioritaskan Rapid Test Corona bagi Tenaga Medis

Selain untuk rumah sakit pendidikan, realokasi anggaran ini juga ditujukan untuk beberapa pos lainnya.

“Seperti untuk program edukasi mengenai COVID-19, yang akan dilakukan oleh relawan mahasiswa jurusan kedokteran dan kesehatan. Juga kita anggarkan untuk pembelian rapid test kit, dan pengadaan APD serta kebutuhan tenaga medis lainnya,” tambah Hetifah.

Namun sayangnya, Hetifah dalam penjelasannya tidak memasukan pos bantuan subsidi untuk para guru honorer yang pastinya sangat terdampak oleh kebijakan peniadaan proses belajar mengajar selama wabah corona.

Meski demikian, Hetifah menegaskan saat ini seluruh elemen bangsa harus bahu membahu melawan penyebaran virus corona.

“Jadi jangan ada lagi ego antarlembaga. Kita semua kerja cepat gelontorkan anggaran untuk program penanganan COVID-19. Ini fokus kita sebagai sebuah bangsa. Segera kami Komisi X akan agendakan raker untuk membahas dan memutuskan usulan realokasi anggaran yang diajukan Mendikbud. Saya sangat mendukung untuk realokasi anggaran ini segera disahkan,” tegasnya. (Pon)

Baca Juga:

Gerindra Desak Pemerintah Lebih Sigap Lagi Tanggulangi Pandemi Corona

#Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan