Ini Curhatan dan Keinginan Novel Baswedan Soal Tim Pencari Fakta dari Singapura

Thomas KukuhThomas Kukuh - Rabu, 16 Agustus 2017
 Ini Curhatan dan Keinginan Novel Baswedan Soal Tim Pencari Fakta dari Singapura
Baswedan (kiri) bersama istri Rina Emilda (kanan) dan anak bungsunya saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8). (ANTARAFOTO:Monalisa)

MerahPutih.com - Penyidik senior KPK Novel Baswedan tetap menginginkan pembentukan tim pencari fakta (TPF) independen. Namun dia meminta, TPF itu tidak mengandung unsur kepolisian.

"Jadi tim gabungan pencari fakta tentunya tidak melibatkan anggota Polri, tapi melibatkan profesional, akademisi dan ahli-ahli lainnya yang kemudian bisa menjadikan suatu kinerja untuk melakukan pendalaman terkait peristiwa itu," kata Novel di Singapura, Selasa (15/8).

Novel disiram air keras oleh dua orang yang mengendarai motor di dekat rumahnya seusai shalat subuh di Masjid Al-Ihsan pada 11 April lalu. Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017.

Pada Senin (14/8), Novel dimintai keterangan sebagai saksi korban oleh tim penyidik Polda Metro Jaya di KBRI Singapura. Saat itu ia juga didampingi oleh tim KPK termasuk Ketua KPK Agus Rahardjo dan tim penasihat hukumnya.

"Kalau ada yang mengatakan ingin membentuk tim gabungan KPK-Polri saya kira itu tidak tepat. Seandainya KPK ikut dalam tim itu, KPK-nya bisa berbuat apa?" ungkap Novel.

Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan ingin membentuk tim gabungan KPK-Polri yang memiliki wewenang projusticia untuk mengungkap pelaku penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan.

Novel ingat, ketika awal terjadinya peristiwa, KPK menawarkan diri untuk membantu. Namun pihak kepolisian menyampaikan bahwa itu tidak sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) KPK. “Saya setuju dengan itu, saya bisa memahami. Tapi ketika sekarang baru dibilang seperti itu, saya kira waktunya sudah tidak tepat lagi," kata Novel.

Hingga lebih dari 120 hari pelaku penyerangan Novel Baswedan belum ditemukan meski kepolisian sudah memeriksa banyak saksi dan membuat sketsa terduga pelaku hingga menahan sejumlah orang yang kemudian dilepaskan lagi.

Sketsa pelaku yang ditunjukkan Kapolri seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Senin (31/7) menunjukkan pelaku adalah pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut keriting dan badan cukup ramping. (*)

Sumber: Antara

#Novel Baswedan
Bagikan
Ditulis Oleh

Thomas Kukuh

Bagikan