Ini Alasan Remaja Kian Mengidolai K-Pop Saat Pandemi Menurut Psikolog

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Minggu, 15 Mei 2022
Ini Alasan Remaja Kian Mengidolai K-Pop Saat Pandemi Menurut Psikolog
Psikolog ungkap alasan remaja semakin mengidolai K-Pop saat pandemi (Foto: instagram @bts.bighitofficial)

SEBAGIAN remaja semakin menyukai para idola K-Pop selama pandemi COVID-19, hal tersebut diungkapkan oleh Psikolog klinis Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Nanda Rossalia. Menurut Nanda hal itu lantaran munculnya perasaan dekat dengan sang idola, meski hanya dari media sosial.

Merujuk pada hasil konseling yang dilakukan oleh Nanda pada klien remajanya, dia menuturkan bahwa kencendrungan itu bersumber dari stres ketika berada di rumah. Adapun penyebab stres tersebut tak lain berasal dari orang-orang terdekat mereka.

Baca Juga:

BLACKPINK Jadi Grup K-Pop Tercepat untuk Pencapaian 450 Juta Viewers

"Mereka banyak yang lebih bebas ketika mereka ada di luar sebenarnya. Tetapi untuk mereka yang tinggal dengan stres itu yang agak sulit, karena memang proximity-nya tidak ada. Jadi kemudian mereka ke mana? Ke media sosial, ke internet," ujar Nanda pada Webinar Remaja dan Gawai seperti yang dikutip dari laman Antara.

Psikolog ungkap sejumlah alasan mengapa remaja semakin menyukai artis K-Pop saat pandemi (Foto: pixabay/stux)

Seiring dengan banyaknya remaja yang menyukai artis K-Pop, berkembanglah sebuah hubungan parsosial yang merupakan hubungan antara seseorang dengan figur yang ada di layar.

Terlebih para idola K-Pop terus membangun kedekatan dengan para penggemarnya. Seperti halnya melalui siaran langsung di media sosial. Hal itu pun disambut positif oleh para pengemarnya.

Nanda menjelaskan, semakin seseorang membuka media sosial terlebih dia mengikuti media sosial idola K-Pop, dan sering menyaksikan siaran langsung. Nanda merasa hal itu menyebabkan adanya intimacy, seperti hanya dia (idola) yang bisa mengerti seseorang tersebut, sehingga menjadi part of social interaction.

Baca Juga:

Spotify Buktikan K-Pop Kian Mendominasi Dunia Musik

Menurut Nanda, sebagian penggemar bahkan bisa merasa hanya idola mereka yang memberi perhatian pada mereka, dan muncullah istilah halu atau halusiasi, yakni pengalaman indra tanpa adanya perangsang alat indra yang bersangkutan. Seperti mendengar suara tanpa ada sumber suara itu.

"Semakin kuat itu kemudian menjadi suatu hubungan, jadi hubungan interpersonal kemudian ini jadi realita-nya. Karena dia (idola) sudah ada di kepala itu seperti imajinasinya dan bondingnya kuat, kami menyebutnya hubungan parasosial. Itu perlu juga suatu pendekatan yang lain untuk kita bantu," jelasnya.

Menurut psikolog sebagian penggemar bahkan bisa merasa hanya idola mereka yang memberi perhatian pada mereka dan muncullah istilah "Halu" (Foto: instagram @bts.bighitofficial)

Kemudian, Nanda juga menuturkan, para remaja tak dapat melawan apa yang terjadi, sehingga orang dewasa seperti orangtua, tidak perluh berharap mereka bisa melawan. Karena, remaja tersebut tak bisa dielakkan, termasuk generasi yang hadir disaat teknologi itu berkembang pesat.

Nanda mengatakan, bahwa ada harapan remaja tersebut memunculkan sejenis regulasi diri, yang sebetulnya bagi orang dewasa saja merupakan hal yang sulit.

Menurut jurnal psikologi, regulasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengontrol respon dalam diri, baik itu perilaku dan biologis. Pengaturan diri yang optimal secara langsung berkaitan dengan seberapa baik seseorang mengelola peristiwa baru, kapasitas yang dipengaruhi oleh tempramen, pengalaman perkembangan awal, serta ciri-ciri kepribadian.

"Dibutuhkan support system yang baik ntuk kita bisa fokus dan tidak terpapar hal yang membuat kamu kembali pada suatu rutinitas yang tidak adaptif. Kamu bisa meminta mekerea melakukan regulasi diri, tapi mereka tetap butuh monitoring dan supervisi dari orang-orang di sekitar," tutupnya. (Ryn)

Baca Juga:

Bayaran Fantastis Tujuh Personel BTS untuk Iklankan Produk

#Kpop Idol #Artis Korea
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan