Ingin Waras saat Pandemi, Jalan-jalan Solusinya

Muchammad YaniMuchammad Yani - Jumat, 27 November 2020
Ingin Waras saat Pandemi, Jalan-jalan Solusinya
Jalan-jalan bisa jadi solusi agar tetap waras. (Foto: Pixabay/theSOARnet)

BUKAN cuma kesehatan fisik saja, kamu juga perlu menjaga kesehatan mental di tengah pandemi yang berkepanjangan ini. Salah satu caranya yakni berjalan-jalan di alam sekitarmu. Karena berdasarkan studi dalam jurnal Ecological Applications, alam sekitarmu bisa membantu mengurangi efek kesehatan mental akibat pandemi COVID-19.

Temuan ini berdasarkan sebuah survei yang melibatkan 3.000 orang dewasa di Tokyo, Jepang. Peneliti mengamati hubungan antara depresi kepuasan hidup, kebahagiaan subjektif, penghargaan diri dan kesepian dengan frekuensi penggunaan ruang hijau.

Baca juga:

Wisata Hutan Bambu Di Indonesia Tidak Kalah Dari Jepang

Hasilnya, pemanfaatan ruang hijau yang lebih sering, termasuk melihat pemandangan hijau dari jendela rumah mampu meningkatkan rasa penghargaan diri, kepuasan hidup, kebahagiaan subjektif, serta penurunan tingkat depresi dan kesepian.

Kesimpulan ini berdasarkan survei yang dilakukan peneliti. (Foto: Pixabay/Free-Photos)
Kesimpulan ini berdasarkan survei yang dilakukan peneliti. (Foto: Pixabay/Free-Photos)

"Alam sekitar bisa berfungsi sebagai penyangga untuk mengurangi dampak merugikan peristiwa yang sangat menegangkan pada manusia," kata penulis utama studi, Masashi Soga dari The University of Tokyo seperti dilansir dari Science Daily, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, pakar keseharan dari Harvard Medical School, Jason Strauss menjelaskan berinteraksi dengan alam mampu memberikan manfaat terapeutik yang menenangkan, penurunan tekanan darah dan kadar hormon stres kortisol baik dari aspek visual maupun audio.

Baca juga:

Jangan Tahan Buang Angin, Masalahnya Bisa Besar

"Pepohonan dan tanaman hijau membantu mengalihkan pikiran Anda dari pemikiran negatif, sehingga pikiran Anda tak dipenuhi dengan kekhawatiran," katanya dalam laman resmi Harvard Medical School.

Selain berjalan-jalan, mendengarkan suara alam juga menjadi solusinya. (Foto: Pixabay/Hermann)
Selain berjalan-jalan, mendengarkan suara alam juga menjadi solusinya. (Foto: Pixabay/Hermann)

Jika berjalan masih tidak memungkinkan, mendengarkan suara alam memiliki efek serupa menurut studi dalam Scientific Reports pada Maret 2017. Peneliti menggunakan pemindai MRI guna mengukur aktivitas otak seseorang saat mendengarkan suara alam. Mereka menemukan, kegiatan ini punya proses yang sama seperti beristirahat. Melihat foto pemanjangan juga bisa membantu.

Lantas berapa lama sebaiknya berada di alam? Strauss merekomendasikan 20-30 menit setiap tiga hari dalam sepekan. Namun intinya, interaksi kamu dengan alam harus diterapkan sebagai bagian gaya hidu baru di tengah pandemi.

Waktu kamu berada di alam bisa hanya sekadar berjalan-jalan setiap hari di taman atau jalan setapak yang masih memiliki banyak pepohonan. Kamu juga bisa sembari bersepeda. Hal yang harus kamu ingat, tetap menerapkan protokol kesehatan yakni memakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan. (Yni)

Baca juga:

Alam Memberikan Manfaat Kecantikan pada Tanaman ini

#Traveling #Travelling #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu
Bagikan