MESKIPUN banyak ditemukan peningkatan angka kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT selama pandemi. Ternyata penelitian terbaru menemukan adanya efek positif wabah COVID-19 pada hubungan.
Hannah Williamson, Ph.D., is an Assistant Professor of Human Development and Family Science di University of Texas, AS mempelajari peran stres dalam hubungan. "Ketika pandemi COVID-19 melanda di awal 2020, saya tentu ingin tahu apa pengaruhnya terhadap hubungan. Apa yang saya temukan dalam penelitian saya yang baru diterbitkan benar-benar mengejutkan," tulisnya dalam psychologytoday.com (2/12).
Baca Juga:

Lebih dari 650 orang Amerika melaporkan hubungan mereka sebelum dan selama penutupan pandemi. Meskipun seharian bersama di rumah sambil menghadapi stres dan kekacauan pada hari-hari awal pandemi COVID-19, kebahagiaan orang secara keseluruhan dengan pasangan mereka tidak berubah. Pasangan yang bahagia dengan hubungan mereka sebelum pandemi tetap seperti itu, dan sayangnya pasangan yang tidak bahagia tetap seperti itu pula.
Cara orang memikirkan dan menjelaskan perilaku pasangannya itulah yang oleh peneliti disebut "atribusi". Misalnya, jika pasanganmu membentak ketika ditanya ingatkah untuk membuang sampah, apakah menurutmu ini karena mereka brengsek dan egois, atau karena mereka mengalami hari yang penuh tekanan?
Baca Juga:
Cara Seorang Suami Menangani Kesedihan Ketika Pasangannya Keguguran

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa lebih baik untuk hubunganmu jika dapat menyalahkan keadaan eksternal atas perilaku negatif pasangan. Ini, tentu saja, tidak berarti menerima perilaku kasar dari pasangan, tetapi ini berarti memaklumi pelanggaran kecil alih-alih membesar-besarkannya.
"Penelitian saya menemukan bahwa orang-orang lebih mungkin melakukan ini selama pandemi daripada sebelumnya. Mereka secara signifikan meningkatkan atribusi eksternal yang sehat yang mereka buat untuk perilaku pasangan yang kurang dari ideal. Dengan kata lain, mereka sepertinya menyalahkan pandemi," jelas Williamson.
Baca Juga:

Fakta bahwa stres yang kita alami di luar hubungan kita dapat "tumpah" dan menyebabkan kita berperilaku buruk dalam hubungan telah diketahui oleh para peneliti. Namun, sulit bagi pasangan untuk mengenali proses ini dalam kehidupan sehari-hari. Pandemi COVID-19 telah memberikan hasil positif yang tidak terduga, yaitu membantu orang mengetahui efek stres pada pasangan mereka dan lebih memaafkannya.
Dia menambahkan, menjelang akhir tahun 2020, perubahan akibat pandemi bukan lagi hal baru dan menakutkan. Menyesuaikan diri dengan "normal baru" dapat berarti bahwa kita berada dalam zona bahaya "stres sedang". Saat kita mencoba melanjutkan hidup, jangan biarkan pelajaran positif yang tidak terduga dari pandemi ini terlupakan. Saat pasangan Anda bersikap dingin, pertimbangkan bahwa itu mungkin karena dia stres. Ini mungkin akan lebih baik untuk hubunganmu. (Aru)
Baca Juga:
Berawal dari Penyintas Postpatrum Depresi, Nur Yana Yirah Berhasil Mendirikan Mother Hope Indonesia