MerahPutih.com - Data Badan Pusat Statistik (BPS) Solo menunjukkan sepanjang bulan September, Kota Bengawan mengalami inflasi sebesar 1,30 persen. Angka tersebut masuk kategori tinggi dibandingkan inflasi di Jawa Tengah dan nasional hanya 1,17 persen.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tidak menampik tingginya angka inflasi pada September. Diakuinya, dampak BBM memengaruhi tingginya angka inflasi Solo.
"Ke depan akan kita evaluasi lagi dengan TPID (Tim Penanggulangan Inflasi Daerah) agar bulan Oktober ini inflasi bisa ditekan," ujar Gibran, Rabu (5/10).
Baca Juga:
Jokowi Minta TNI Amankan Kemandirian Pangan dan Pengendalian Inflasi
Ia menjelaskan pada bulan September, demand tinggi karena banyak event yang digelar di Solo. Diketahui, pada bulan September di Solo terdapat sejumlah event di antaranya pasar malam sekaten, sepak bola Liga 1, dan konser musik.
"Demand tinggi sekali juga karena banyak event. Kami akan evaluasi lagi," katanya.
Dia mengatakan dampak BBM membuat harga kebutuhan pokok juga naik. Langkah yang dilakukan Pemkot agar angka inflasi bisa ditekan pada Oktober ini di antaranya menggelar operasi pasar (OP) dan menyalurkan bantuan BLT BBM APBD 2022.
"Kita salurkan BLT BBM dari APBD dan operasi pasar di lima kecamatan dan 54 kelurahan," kata dia.
Baca Juga:
Inflasi Kota Solo Melebihi Angka Nasional
Ia menambahkan, operasi pasar akan difokuskan pada kebutuhan bahan pangan. Langkah tersebut diyakini bisa menekan angka inflasi.
Diberitakan sebelumnya, Dampak kenaikan BBM mulai berdampak pada ekonomi di Kota Solo. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Solo sepanjang bulan September mengalami inflasi sebesar 1,30 persen.
Kepala BPS Kota Solo Totok Tavirijanto mengatakan, tingginya inflasi dipicu kenaikan harga BBM yang diumumkan pemerintah pada 3 September lalu.
"Inflasi Solo 1,30 persen masuk kategori tinggi dibandingkan inflasi di Jawa Tengah dan nasional hanya 1,17 persen," ujar Totok, Senin (3/10).
Dikatakannya, kenaikan harga BBM otomatis mengerek harga-harga komoditas di pasar tradisional dan modern. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta menyebut angka inflasi ini menjadi puncak kedua setelah April lalu, sebesar 1,47 persen.
"Sepanjang tahun ini, inflasi Solo 1,30 persen ini tertinggi kedua setelah bulan April lalu mencapai 1,47 persen karena ada dampak kenaiman harga minyak goreng dan gas elpiji," kata dia. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Harga BBM Bikin Inflasi September 2022 Tertinggi Sejak Desember 2014