MerahPutih.com - Kinclongnya industri sawit saat pandemi, membuat kinerja penghimpunan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tahun 2021 berjalan dengan baik dan menyumbangkan kekuatan keuangan bagi Indonesia.
Saat pandemi ini, kegiatan operasional di perkebunan kelapa sawit tetap berjalan normal sehingga petani dan tenaga kerja di sektor sawit tetap terjamin kesejahteraannya di tengah masa pandemi. Kondisi tersebut membuat pungutan ekspor sawit mencapai lebih dari Rp 69 triliun.
Baca Juga:
Gubernur Kaltim Tak Keluarkan Izin Baru Perkebunan Sawit
"Pada periode perlambatan ekonomi akibat Covid-19, industri sawit adalah satu dari sedikit kegiatan ekonomi yang masih berjalan dengan baik dan menyumbangkan kekuatan finansial bagi Indonesia," ujarnya Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman di Jakarta, Selasa (28/12).
Ia menegaskan, kelapa sawit saat ini menjadi satu komoditas perkebunan terbukti memiliki peran penting dalam perekonomian di Indonesia, salah satunya sebagai sumber devisa negara non migas, penyedia lapangan kerja, serta menjadi bahan baku berbagai industri pengolahan di Indonesia.
Eddy memaparkan, dana tersebut digunakan untuk menjalankan program-program meliputi pemberian dukungan untuk program mandatori biodiesel, peremajaan sawit rakyat, penyediaan sarana dan prasarana kelapa sawit, penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, serta program promosi dan kemitraan.
Ia mengatakan, seluruh kegiatan prioritas yang dilakukan pihaknya, bertujuan menjaga stabilisasi harga dan efisiensi biaya produksi yang dilakukan melalui penciptaan kualitas produk yang unggul, kepastian supply, kepastian pasar dan tersedianya infrastruktur yang mendukung.
"Utamanya untuk melakukan transformasi kesejahteraan rakyat melalui industri kelapa sawit yang berkelanjutan," katanya.

Ia menegaskan, pihaknya terus mendorong industri pengolahan di Indonesia, dengan mengubah kelapa sawit menjadi tumbuhan industri penghasil minyak masak, minyak industri, margarin, lilin, sabun, industri kosmetik, industri farmasi hingga menjadi bahan bakar biodiesel.
"Tidak hanya itu, sisa pengolahan kelapa sawit dapat dimanfaatkan menjadi kompos, campuran bahan pakan ternak, biogas dan lain sebagainya," katanya.
Langkah hilirisasi, menurut Eddy, merupakan bukti industri kelapa sawit telah menjadi mesin penggerak perekonomian Indonesia, sekaligus meningkatkan taraf hidup banyak orang, memberi akses pendidikan, layanan kesehatan, teknologi dan informasi.
"Sebagai lembaga pengelola dana, BPDPKS memastikan prinsip from palm oil to palm oil diterapkan di setiap program," ungkapnya. (*)
Baca Juga:
Di KTT Perubahan Iklim, Jokowi Tetap Bawa Isu Sawit