Indonesia Perlu Mengoptimalkan Keanggotaan Di CTI-CFF

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Sabtu, 09 September 2017
Indonesia Perlu Mengoptimalkan Keanggotaan Di CTI-CFF
ILUSTRASI, indahnya terumbu karang di laut Indonesia. (FOTO Antara/Budi Candra Setya)

MerahPutih.com - Indonesia perlu mengoptimalkan keanggotaan di Inisiatif Segitiga Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (CTI-CFF) yang memiliki kantor sekretariat regional di Manado, Sulawesi Utara.

"Sebagai salah satu anggota CTI-CCF dengan wilayah luas, kami yakin Indonesia dapat menjadi penggerak kegiatan sekaligus memetik manfaat kerja sama ini," kata Direktur Eksekutif CTI-CFF Widi A Pratikto dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (9/9).

Menurutnya, manfaat kerja sama itu antara lain baik dalam hal teknis maupun inisiatif yang berdampak langsung kepada perwujudan sektor perikanan berkelanjutan.

Apalagi untuk perikanan berkelanjutan, lanjutnya. Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki agenda pembangunan perikanan utama yaitu keberlanjutan, kesejahteraan, dan kedaulatan.

Ia mengakui bahwa tantangan yang dihadapi juga tidak mudah seperti meningkatnya sampah plastik, pesatnya pembangunan wilayah pesisir, menurunnya kesehatan laut, serta penangkapan ikan berlebih dan merusak.

Sementara itu, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengatakan, sesuai dengan Perpres No 85/2015, Komite Nasional CTI-CFF siap mengimplementasikan kesepakatan bersama organisasi tersebut di tingkat regional, nasional, hingga lokal.

"Khususnya yang bersinggungan dengan kebijakan nasional di bidang perikanan berkelanjutan di wilayah perairan dan pesisir Indonesia," katanya.

Selain itu, masalah adaptasi perubahan iklim juga menjadi perhatian utama CTI-CFF, dengan harapan masyarakat yang tinggal dan hidup di wilayah pesisir dapat mengantisipasi perubahan iklim akibat pemanasan global yang sedang terjadi.

Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nur Masripatin mengatakan, pihaknya adalah bagian dari Komite Nasional CTI-CFF yang khusus menangani masalah adaptasi perubahan iklim.

"Apa yang dijalankan oleh CTI-CFF selama dua tahun belakangan turut memberi sumbangsih pemikiran bagi solusi intervensi dan mitigasi perubahan iklim di Indonesia," kata Nur Masripatin.

Sebagaimana diketahui, CTI-CFF meliputi enam negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon yang mencakup kawasan perairan yang kaya akan habitat.

Setidaknya, kawasan perairan tersebut merupakan habitat bagi 500 lebih jenis terumbu karang, 3000 jenis ikan serta menopang kehidupan bagi 120 juta manusia karena kaya sumber daya hayati.(*)

Sumber: ANTARA

#Terumbu Karang
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile
Bagikan