Indonesia Minati Pesawat Tempur Eurofighter 'Typhoon'

Leonard Leonard - Rabu, 22 Juli 2020
Indonesia Minati Pesawat Tempur Eurofighter 'Typhoon'
Indonesia tengah mencari armada tempur baru.(Foto: Unsplash/Curioso Photography)

INDONESIA tampaknya tertarik pada 15 unit pesawat tempur Eurofighter. Pesawat-pesawat tersebut sekarang ini masih menjadi bagian dari inventaris angkatan udara Austria.

Die Presse melaporkan pada 18 Juli, Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner telah menerima surat dari Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto. Ia yang menyatakan minatnya pada ke-15 pesawat tersebut.

Baca juga:

Kekuatan Udara Tiongkok Bersiap Saingi Amerika

1
Indonesia ingin memodernisasi armada tempur AU.(Foto: Unsplash/Lukas Boekhout)

Salinan yang konon berasal dari surat itu segera muncul di media sosial. Di dalamnya, Prabowo menulis, untuk membantu memodernisasi angkatan udara Indonesia, ia ingin memasukkan 'pertimbangan resmi' untuk membeli semua 15 sampel. "Saya sepenuhnya diberi tahu tentang topik Eurofighter dan dampaknya sampai hari ini di Austria. Dan saya sepenuhnya menyadari sensitivitas masalah itu," tambahnya.

Meskipun demikian, Parbowo yakin bahwa proposal yang ia ajukan akan menawarkan perubahan yang menjanjikan bagi kedua belah pihak.

Kesepakatan Munich untuk 15 Eurofighter menjadi kontroversi. Pada Februari 2018, Airbus setuju untuk membayar denda nyaris Rp1,5 triliun untuk menyimpulkan investigasi enam tahun oleh Jaksa Penuntut Umum Munich terhadap tuduhan suap yang melibatkan penjualan Typhoon pada 2003.

Baca juga:

Jepang Bangun Jet Tempur untuk Hadapi Korut dan Tiongkok

2
Pesawat sempat jadi kontroversi. (Foto: Unsplash/Jonathan Ridley)

Penyelesaian itu memungkinkan Airbus menyelesaikan penyelidikan tanpa menemukan bahwa perusahaan telah menyuap pejabat Austria secara langsung atau melalui perantara untuk memilih Eurofighter daripada peserta lelang lainnya.

Pada 2017, Munich mengatakan akan pensiun dari armada Tranche 1 pada 2020. Keputusan itu dikeluarkan di tengah perselisihan dengan konsorsium empat negara mengenai biaya dan kemampuan pesawatnya.

Data armada Cirium mencantumkan keseluruhan 15 jet yang masih beroperasi dengan usia rata-rata 13,5 tahun.

Selama beberapa tahun, Indonesia telah berbelanja untuk pembelian pesawat tempur baru. Pada November 2019, kantor berita Antara mengutip Kepala Staf Angkatan Udara Marshal Yuyu Sutisna, dua skuadron Lockheed Martin F-16Vs akan diperoleh. Kesepakatan lama untuk membeli Sukhoi Su-35 akan dilanjutkan.

Pada Agustus 2017, Indonesia mengatakan akan membeli 11 Su-35 senilai US$1,14 miliar atau sekitar Rp 16,8 triliun. Kesepakatan tunai dan barter yang mungkin akan mencakup campuran produk pertanian lokal seperti minyak sawit dan kopi. Namun, kekhawatiran tentang undang-undang Melawan Musuh Melalui Sanksi Amerika (CAATSA) AS terhadap Rusia, Iran, dan Korea Utara, tampaknya membuat pemerintah Indonesia berpikir dua kali untuk membeli pesawat Rusia.

Indonesia juga merupakan mitra junior dalam program pesawat tempur Korea Aerospace Industries KF-X, meskipun terus berdebat dengan Korean Selatan tentang biaya terkait dengan pengembangan pesawat jenis ini.

Berita tentang ketertarikan Indonesia pada Eurofighters bekas datang dua minggu setelah pengumuman mengejutkan oleh pemerintah AS. Bahwa Indonesia telah diizinkan untuk membeli delapan tiltrotor Bell Boeing MV-22 Block C Osprey dalam kesepakatan senilai Rp29,5 triliun. (lgi)

Baca juga:

Miris, Siluman F-35 Lightning II 'Rapuh' Terhadap Petir

#Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Leonard

Bagikan