Indonesia Masih Jadi Magnet Investasi Perdagangan AS

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Rabu, 18 April 2018
Indonesia Masih Jadi Magnet Investasi Perdagangan AS
Aktivitas perdagangan ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Foto:setkab.

MerahPutih.com - Indonesia masih menjadi daya tarik investasi bagi Amerika Serikat. Buktinya, Negara Paman Sam itu bersedia menyepakati kerja sama peningkatan perdagangan dan investasi dengan asas sama-sama saling menguntungkan.

Kesepakatan kedua negara ini diteken Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr. Keduanya menekankan kunci untuk meningkatkan kerja sama ekonomi AS-Indonesia adalah perdagangan yang adil, bebas dan saling menguntungkan.

"Untuk investasi, ada dua kata kunci, yaitu keterbukaan dan kompetitif. Kami sepakat untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi," kata Enggartiasto, usai pertemuan di Jakarta, Rabu (18/4).

Mendag Enggar
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Foto: Antara

Enggartiasto juga menyampaikan keinginan supaya Indonesia tidak dimasukkan dalam daftar 16 negara yang menyumbang defisit perdagangan terhadap AS. Kini Indonesia masih masuk dalam daftar yang disusun Presiden AS Donald Trump merujuk data 2016 dan 2017 lalu.

"Kami sudah menyampaikan permintaan supaya kita tidak masuk dalam 16 negara tersebut. Jangan dilihat peta pada 2017 saja, tapi juga perkembangan pada 2018. Salah satu maskapai Indonesia juga telah menandatangani nota kesepahaman pembelian pesawat Boeing, dan masih banyak yang lain," ujar Mendag, dilansir Antara.

Beberapa komoditas ekspor Indonesia ke Amerika Serikat yang mengalami peningakatan ekspor pada Maret 2018 dibanding Februari antara lain adalah alas kaki yang naik sebesar 46,07 persen, barang rajutan 26,29 persen, serta besi baja yang naik dari 2,13 juta dolar AS menjadi 35,3 juta dolar AS.

Dalam kesempatan yang sama, Donovan mengatakan bahwa pembicaraan yang dilakukan dengan Enggartiasto memberikan pandangan positif. Peluang Indonesia keluar dalam daftar hitam 16 negara yang menyumbang defisit perdagangan terhadap AS juga terbuka lebar.

Donovan memastikan kedua negara sepakat untuk bisa meningkatkan perdagangan dan investasi secara keseluruhan. "Kami sepakat, tiga kata kunci untuk perdagangan itu. Tapi kami juga meminta keterbukaan dan kompetitif untuk investasi," tandas Dubes AS itu.

Dubes AS Donovan
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr. Foto: Dok Kedubes AS

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah mengidentifikasi adanya 16 negara mitra dagang utama yang memiliki neraca perdagangan tidak seimbang selama 2016. Berada di urutan pertama adalah China yang menyumbang defisit mencapai 347 miliar dolar AS.

Disusul Jepang sebesar 68,9 miliar dolar AS, Meksiko sebesar 63,2 miliar AS, Irlandia 35,9 miliar dolar AS, dan Vietnam senilai 32 miliar dolar AS. Beberapa negara lain yang juga menyumbang defisit neraca perdagangan AS adalah India, Italia, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Perancis, Taiwan, Kanada, dan termasuk Indonesia.

Amerika merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia. Tercatat total ekspor Indonesia pada Januari-Maret 2018 ke Negeri Paman Sam tersebut mencapai 4,42 miliar dolar AS, sementara impor sebesar 2,13 miliar dolar AS. Indonesia mengantongi surplus senillai 2,28 miliar dolar AS selama periode yang sama.

#Amerika Serikat #Enggartiasto Lukita #Perdagangan Bebas #Investasi
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Bagikan