MerahPutih.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengajak Peru untuk meningkatkan komitmen perdagangan dengan Indonesia, melalui perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-Peru CEPA.
Hal tersebut penting guna mengintensifkan perdagangan kedua negara tanpa melibatkan pihak ketiga atau hub.
Zulhas pun mendorong agar tim perunding kedua negara dapat segera memproses persiapan peluncuran perundingan Indonesia-Peru CEPA.
Baca Juga:
PSSI Tidak Jamin Argentina Bawa atau Mainkan Messi Lawan Timnas Indonesia
Zulhas mengatakan, ajakan yang disambut baik ini akan menjadikan Indonesia memiliki perjanjian CEPA keduanya dengan negara Amerika Latin setelah Chile.
"Indonesia mendorong tim perunding agar dapat segera menyelesaikan terms of reference perundingan, sehingga perundingan perdagangan antara Indonesia dan Peru dapat segera dimulai. Kami harap akan terjadi peningkatan hubungan dagang yang signifikan antara Indonesia dan Peru," kata Zulhas.
Zulhas menambahkan, dengan perjanjian CEPA, pelaku usaha kedua negara pun akan dapat memanfaatkan keuntungan perjanjian untuk semakin mendorong kinerja perdagangan kedua negara.
Sementara itu, Menteri Juan Carlos sangat menyambut baik adanya rencana jalinan hubungan dagang dengan kerangka CEPA tersebut.
Ia mengatakan, Peru telah memiliki banyak kerja sama perdagangan bebas dengan negara-negara lain, tetapi belum memiliki kerja sama dengan Indonesia.
Maka, kata dia, momentum untuk mengusung Indonesia—Peru CEPA ini akan menjadi saatnya Peru memiliki kerja sama perdagangan bilateral dengan Indonesia.
Baca Juga:
Komnas Perempuan Sebut KDRT Jadi Kasus Kekerasan Terbanyak yang Dilaporkan
Mendag Zulhas dan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru Juan Carlos sepakat untuk segera mengumumkan peluncuran perundingan Indonesia-Peru CEPA.
Pada 2022, total perdagangan Indonesia dan Peru mencapai USD 554 juta. Nilai tersebut terdiri atas ekspor Indonesia ke Peru sebesar USD 443 juta dan impor Indonesia dari Peru USD 112 juta. Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 331 juta.
Adapun pada Januari-Maret 2023, total perdagangan Indonesia-Peru tercatat USD 134,8 juta atau meningkat 36,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Adapun nilai ekspor Indonesia pada Januari-Maret 2023 senilai USD 109,6 juta dengan impornya USD 25,2 juta sehingga Indonesia surplus sebesar USD 84,4 juta.
Pada 2022, komoditas ekspor utama Indonesia ke Peru antara lain kendaraan bermotor, pupuk mineral atau kimia, alas kaki, kertas tisu, serta kertas dan karton. Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari Peru antara lain biji cokelat, pupuk mineral atau kimia, batu bara, buah anggur, dan ekstrak sayuran. (Asp)
Baca Juga:
DPR Desak Pemerintah Lakukan Pencegahan Potensi Dampak Buruk dari Perubahan Iklim