Imam Besar Istiqlal: Agama Apapun Harus Melalui Filter Keindonesiaan

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 17 Oktober 2019
Imam Besar Istiqlal: Agama Apapun Harus Melalui Filter Keindonesiaan
Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar menyampaikan paparannya saat Kuliah Kebangsaan di Wisma Antara, Jakarta, Kamis (17/10/2019). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

MerahPutih.com - Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar mengatakan sudah seharusnya agama dan aliran apapun yang masuk ke Indonesia harus melalui filter keindonesiaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah kemajemukan dan perbedaan.

"Nilai-nilai dari luar itu perlu kita lakukan semacam sentuhan keindonesiaan supaya nanti tidak nabrak satu sama lain di dalam. Enak kan kalau kita berkeindonesiaan, ajaran apapun agamanya tapi kita dibingkai oleh sebuah substansi ke-Indonesia-an, kalau tidak ada unsur keindonesiaannya bisa nabrak satu sama lain," kata Nasaruddin dalam Kuliah kebangsaan Kita Bersatu Membangun Indonesia: Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya Untuk Indonesia Raya, Jakarta, Kamis (17/10), dikutip Antara.

Baca Juga:

Merajut Kebhinekaan Dalam Kadiv Humas Polri Cup 2019

Filter ke-Indonesia-an tersebut antara lain Pancasila, Bhineka tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Undang-undang Dasar 1945.

Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar berbicara kepada wartawan usai Kuliah kebangsaan Kita Bersatu Membangun Indonesia: Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya Untuk Indonesia Raya, Jakarta, Kamis (17/10/2019). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar berbicara kepada wartawan usai Kuliah kebangsaan Kita Bersatu Membangun Indonesia: Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya Untuk Indonesia Raya, Jakarta, Kamis (17/10/2019). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

Menurut Nasaruddin, Indonesia harus menciptakan satu proteksi bagus untuk mempertahankan keindonesiaan saat ini dan lebih baik di masa akan datang sehingga tidak terjerumus dalam paham-paham yang bertentangan dengan dasar dan ideologi bangsa Indonesia.

"Perlu re-indonesia-nisasi kehidupan beragama di Indonesia. Sebelum agama masuk ke Indonesia harus melalui filter pengindonesiaan," ujarnya.

Untuk memfilter ajaran atau paham yang masuk, maka cara pengajaran keagamaan sangat berperan penting di tengah masyarakat Indonesia.

Baca Juga:

Kirab Pemuda Nasional Perkuat Spirit Kebhinekaan

Nasaruddin tidak menginginkan adanya perdebatan untuk pembenaran satu agama lebih baik dibanding agama lain, tapi dia berharap ada semacam koordinasi antar sesama pengajar agama untuk tetap menanamkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa serta Pancasila dalam pengajaran agama.

Deklarasikan Pelajar antikekerasan yang didukung oleh Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Jakarta. (ANTARA/Foto: istimewa)
Deklarasikan Pelajar antikekerasan yang didukung oleh Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Jakarta. (ANTARA/Foto: istimewa)

"Dalam mengajarkan agama kita masing masing jangan menyerempet untuk menjelek-jelekkan agama orang lain. Semua agama itu diyakini benar oleh penganutnya tapi jangan kita mentah-mentah mengadili bahwa agama orang lain itu sesat kecuali aku," tuturnya. (*)

Baca Juga:

Taplai Jadi Motor Penggerak Motivasi dan Semangat Kebhinekaan Masyarakat Indonesia

#Nasaruddin Umar
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan